Jateng, Tuturpedia.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Mustopa, turut prihatin atas peristiwa yang menimpa warga Dukuh Kembang, Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo.
Hal tersebut berkenaan dengan dugaan warga Dukuh Kembang yang mendapat perlakuan tidak baik usai memprotes soal dampak lingkungan akibat pencemaran udara dari PT Kapur Rembang Indonesia (KRI) di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang.
Mustopa pun siap berjuang dan duduk bersama-sama, serta membuka pintu DPRD kabupaten selebar-lebarnya untuk mendengarkan aspirasi masyarakat Desa Jurangjero.
“Kami persilakan warga Desa Jurangjero untuk duduk bersama di DPRD Kabupaten Blora. Apa yang menjadi keresahan selama ini, bisa disampaikan ke kami dan kami tunggu di DPRD,” ucapnya saat dihubungi, Sabtu (16/11/2024).
Lebih lanjut, ia pun akan berkunjung ke DPRD Kabupaten Rembang guna membahas permasalahan warga Dukuh Kembang dengan PT KRI.
“Iya tentu kita akan ke DPRD Kabupaten Rembang. Namun, kita juga harus tahu serta duduk bersama dulu dengan warga yang terdampak ini. Kalau sudah, ke depannya baru ke sana,” ungkapnya.
Terlepas dari itu, Rahman, salah satu tokoh masyarakat Desa Jurangjero, yang mendengar kabar tersebut, juga siap duduk bersama dengan DPRD Kabupaten Blora, untuk membahas masalah itu.
“Alhamdulillah, kami siap bertemu dengan DPRD Kabupaten Blora. Namun, kami juga harus berundingan dulu sama warga. Nanti kalau sudah siap, kami kabari kembali,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, dirinya telah mengadukan aktivitas yang dilakukan oleh PT KRI ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang dan Blora, serta melapor ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Kita berjuang ke sana kemari, demi ketenangan dan kenyamanan hidup kami, di kampung kita sendiri yang sudah kami diami sejak puluhan tahun silam,” bebernya, pada Jumat (15/11/2024).
Adapun persoalan ini berkaitan dengan pembakaran batu kapur dari batu bara yang kepulan asapnya masuk ke Dukuh Kembang.
“Kami terganggu Pak, baunya sangat tidak enak, seperti belerang. Kadang membuat sesak napas juga,” jelasnya.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Annisaa Rahmah