Tuturpedia.com – Aris, anak pertama mendiang Opa Hans dan Oma Rita akhirnya muncul dan berikan klarifikasi terkait dirinya yang dituding telah menelantarkan kedua orang tuanya.
Dikutip Tuturpedia.com, Senin (22/7/2024), diketahui sebelumnya sepasang lansia ditemukan meninggal dunia di kamar rumahnya pada Selasa (16/7/2024) di Jonggol, Bogor, Jawa Barat.
Pasangan lansia ini disebut tak pernah dijenguk oleh ketiga anaknya, bahkan warga sekitar pun tak pernah melihat anak-anak dari pasangan itu.
Diancam akan dilaporkan ke penjara, akhirnya anak pertama Opa Hans dan Oma Rita pun muncul membantah tuduhan yang dialamatkan padanya.
Aris ditemani pengacaranya, Andrea Sapta Vinadi, kemudian membantah telah menelantarkan orang tuanya.
Andrea selaku pengacara Aris mengatakan bahwa ada oknum-oknum yang memberikan narasi pencemaran nama baik dan memfitnah kliennya.
“Kita sangat menyayangkan kepada oknum-oknum memberikan narasi pencemaran nama baik, memfitnah tanpa mengonfirmasi kepada keluarga, ini sangat disayangkan,” kata Andreas.
Selain membantah anak Opa Hans dan Oma Rita telah menelantarkan mereka, Andreas juga membantah bahwa ketiga anak pasutri itu tak merespons soal kabar kematian orang tuanya.
Pengacara Aris ini menyampaikan jika Aris sempat tinggal bersama pasutri tersebut sejak rumahnya dibeli pada tahun 2018 lalu.
Namun usai Aris diterima bekerja di Bogor, ia pun pindah rumah dan tinggal bersama istrinya. Andreas juga mengungkapkan bahwa kondisi perekonomian anak-anak Hans dan Rita tak stabil. Aris sendiri diketahui bekerja sebagai sopir.
“Jujur saya sampaikan di sini bahwa pekerjaan dari Pak Aris adalah sopir, lalu anak kedua yaitu Pak Bradley juga sedang dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil,” ungkapnya
Sedangkan anak terakhirnya Cirol suka berkunjung karena memang tinggal di Jakarta.
“Dan juga di sini Cirolah yang memang banyak sering berkunjung karena tinggal di Jakarta dan anak terakhir,” sambungnya
Bahkan anak-anak mendiang pasutri lansia ini juga tetap melibatkan diri dengan memberikan atensi baik pada kedua orang tuanya melalui orang lain.
“Keluarga tetap memberikan atensi baik kepada kedua orang tua, yaitu dengan Teh Eka dan Pak Suanda yang sering dimintakan oleh keluarga atau anak-anak mendiang ini untuk mensupervisi keadaan sehari-hari di sana,” jelasnya
Lebih lanjut, Andreas juga menyebut kliennya sudah meminta pengurus gereja dan pengurus RT untuk menitipkan orang tuanya.
Sayangnya, Andreas menilai banyak oknum yang justru menceritakan hal-hal yang tak sesuai fakta. Ia mengimbau untuk pemilik akun yang memviralkan peristiwa ini untuk take down (menurunkan) video tersebut.
“Kami sebagai kuasa hukum memohon dan menghimbau untuk pemilik akun segera mungkin men-take down video mendiang,” pungkasnya.***
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.















