Semarang, Tuturpedia.com – Isu lingkungan dan banjir rob di Kota Semarang jadi perhatian para milenial dan generasi Z yang ingin bertanya kepada pasangan calon (paslon) Agustina Wilujeng Pramestuti dan Iswar Aminuddin (Agustina-Iswar).
Hal ini terungkap dalam acara Youth’s Dream of Semarang oleh Kawan Dekat di Lika Liku Kafe, Semarang, pada Senin (28/10/2024) malam. Agustina-Iswar dari Paslon nomor urut 01 di Pilkada Kota Semarang turut hadir dalam kegiatan meriahkan Hari Sumpah Pemuda.
“Ibu Agustin dan Pak Iswar, saat ini cuaca di Semarang sangat panas. Bagaimana cara mengatasi ini? Termasuk masalah banjir dan rob,” tanya Tiara, seorang gen Z dari Pedurungan.
Agustina-Iswar dengan kompak menjawab pertanyaan tersebut dan saling melengkapi. Agustin, yang berkontestasi menjadi wali kota perempuan di Pilwakot Semarang, mengakui bahwa Semarang terasa panas, terutama saat musim kemarau.
Menurutnya, iklim ekstrem bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti pemanasan global dan berkurangnya ruang terbuka hijau. Dalam hal antisipasi, penting untuk pemerintah, stakeholder lingkungan, dan masyarakat bekerja sama agar suhu panas di Semarang dapat dikurangi.
“Tentu saja, ruang terbuka hijau perlu ditambah, dengan menanam pohon atau tanaman produktif di lahan kosong. Sementara itu, orang-orang bisa menanam di sekitar rumah mereka. Menanam dengan penuh perhatian akan membuat alam memberikan udara bersih dan cuaca yang sejuk kepada kita,” ungkapnya.
Sedangkan untuk masalah rob dan banjir, Iswar yang ahli dalam infrastruktur menyebut bahwa pembangunan Tol Semarang-Demak di area pesisir dapat menjadi solusi terhadap rob.
“Tol Semarang-Demak juga berperan sebagai tanggul laut karena dapat mencegah air laut naik ke daratan saat pasang,” ujarnya.
Penyebab rob di pesisir, menurutnya karena penurunan muka tanah. Agar dapat mengantisipasi masalah yang lebih serius di masa depan, langkah yang perlu diambil adalah membatasi secara ketat pengambilan air tanah. Juga dengan mempersiapkan embung sebagai tempat untuk menampung air.
“Ada 250 hektare yang akan disiapkan untuk embung guna mengantisipasi banjir dan rob. Ini juga bisa digunakan untuk kegiatan perikanan dan wisata,” kata dia.
Untuk menghadapi banjir akibat meluapnya sungai, Kota Semarang tidak bisa mengatasinya sendiri. Dibutuhkan keseriusan pemerintah daerah sekitar untuk menghentikan alih fungsi lahan.
“Perlu ada perencanaan jangka panjang. Banjir ini tidak dapat diatasi hanya dengan meningkatkan kapasitas sungai. Banjir berasal dari hulu yang tidak mampu menyerap air akibat alih fungsi lahan. Dengan pengalaman Ibu Agustin di tingkat nasional, koordinasi antar pemerintah daerah akan lebih lancar,” ungkap Iswar.
Saat itu, acara diskusi santai generasi Z Youth’s Dream di Semarang berlangsung dengan antusiasme ala anak muda. Agustina-Iswar mengenakan jubah seperti petinju dan berada di panggung yang dibuat mirip ring tinju. Penampilan dua komika yang membawakan materi roasting menambah semarak acara tersebut.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko
Editor: Annisaa Rahmah