banner 728x250
News  

Dinilai Mudah Dapat Pupuk, Ini Konsep Ketua Poktan Sido Joyo Todanan

Konsep ketua Poktan Sido Joyo Todanan tentang lahannya yang dinilai mudah dapat pupuk. Foto: Dok. CR
Konsep ketua Poktan Sido Joyo Todanan tentang lahannya yang dinilai mudah dapat pupuk. Foto: Dok. CR
banner 120x600
banner 468x60

Jateng, Tuturpedia.com – Ketua Kelompok tani (Poktan) Sido Joyo, Desa Kacangan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Muhammad Fuad Mushofa, angkat bicara terkait dengan wilayahnya yang dianggap sebagian masyarakat dan khususnya petani, sebagai salah satu percontohan konsep tertatanya mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah.

Hal tersebut disampaikannya, saat ditemui oleh awak media ini, pada Senin (13/11/2023), usai mengikuti kegiatan di wilayah kabupaten Blora.

“Kalau dibilang bagus sih kita belum bagus iya, cuma kita sudah mendekati, karena apa? yang pertama untuk Todanan sendiri dari petaninya itu tidak pernah, ataupun jarang mengeluh pupuk. karena mereka berfikir kalau sudah pupuk yang subsidi dia tetap pakainya yang NPK plus, atau beli ya dari luar lah. Karena apa? Karena mereka iya sangat membutuhkan,” ucap Fuad, sapaan akrab ketua Poktan Sido Joyo.

Lebih lanjut, menurutnya di wilayah Kecamatan Todanan sendiri tidak bisa di targetkan terkait dengan pupuk.

Tentunya apa yang disampaikan Fuad bukan tanpa alasan. Sebab, ketika ada lahan selalu dikerjakan, dan itu pasti, serta tak ada lahan kering.

“Setiap ada lahan, itu pasti digarap, itu pasti. Jadi, tak ada lahan kering itu tidak ada, semua dianggap basah, karena di Todanan sendiri banyak sumber mata air. Kita punya Sibel itu banyak sekali, bahkan per kelompok itu pasti ada sibelnya juga,” ungkapnya.

“Lha kalau soal pupuk sendiri itu tergantung kalau saya pribadi kan ketua kelompok tani dari Sido Joyo Desa kacangan, kecamatan Todanan, selalu mensosialisasikan bagaimana caranya mendapatkan pupuk yang sesuai dengan alokasi masing-masing petani. Yang pertama yakni adalah bagaimana saya mensosialisasikan setiap ada pembukaan atau pendaftaran E-RDKK,” ungkapnya kembali.

Dirinya, juga menceritakan kembali bahwasanya terkait dengan pembentukan E-RDKK, selalu turun langsung untuk menyamakan luas lahan.

“Kalau mereka punya tanah baru atau beli tanah otomatis Spptnya saya minta, untuk pembentukan E-RDKK baru untuk penyusunan E-RDKK, lha disitu pasti saya harus mengepaskan antara si (A) misalkan punya lahan pertanian 1,5 hektar, yang saya masukan harus 1,5 hektar, karena apa ? itu tumpuan petani dan itu yang benar-benar di dapatkan petani,” terangnya.

“Saya yakin pemerintah bikin progam apapun itu sudah, melalui banyak hal, melalui banyak survei kemana mana, jadi kalau saya pribadi tidak pernah menyalahkan pemerintah. tetapi kita lebih ke menyadarkan petani dan lebih mensosialisasikan kepada petani, bahwasanya untuk saat ini itu petani harus pintar. pintar dalam hal apa ? tau proses pembimbingan kartu tani, oh ternyata kalau tanah sekian luasan sekian hektar itu mendapatkan sekian itu harus tau, jadi nggak perlu gembor-gembor,” terangnya kembali.

Cuma, lanjut Fuad kembali, terkadang petani sendiri itu banyak yang tidak mau seperti hal tersebut, karena maunya dijemput bola. 

“Tetapi kita nggak papa, saya pun menjemput bola sering, bahkan menguruskan petani itu kemarin itu di tahun 2023 ini sekitar ada 17 kartu tani, yang saya uruskan dari awal. tapi saya ajak beliau ini biar tau, jadi nggak serta merta langsung tak uruske tidak, tak kasih tau ini lho prosesnya,” jelasnya.

“Kita membawa KTP dan KK, kita bawa ke BPP, kita bawa ke BPP kita minta rekom dari PPL, lha habis dapat rekom kita menuju ke BRI. lha habis dari BRI itu nanti pasti dibikinkan yang namanya kartu tani. sebenarnya mudah, asal dari pihak ketua kelompok tani mau bersosialisasi kepada petani. Yang penting kuncinya satu sosialisasi terhadap petani itu sangat penting,” lanjutnya.

Untuk itu, ia pun kembali berharap kepada seluruh petani di Kabupaten Blora, dan khususnya di wilayah kecamatan Todanan untuk berpandai menjadi seorang petani.

“Jadi saya berpesan kepada semua petani di kabupaten Blora, khususnya Todanan sendiri, pandai-pandailah menjadi seorang petani, karena bagaimanapun juga petani itu adalah umpamanya di keluarga itu tulang punggung keluarga,” bebernya.

“Dan khususnya lagi pada umumnya untuk teman-teman kelompok tani dan Gapoktan mohon lah dengan kesadaran untuk selalu bersosialisasi atau bercengkrama dengan petani, supaya apa ? kita harus memintarkan petani tidak membutuhkan petani, seperti itu dan biar datanya komplit juga,” tambahnya.***

Penulis: CR

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses