Tuturpedia.com – Perundingan gencatan senjata di Gaza yang baru dilakukan pada hari Kamis (15/8/2024) dihentikan sementara pada Jumat (16/8/2024). Perundingan yang dihadiri oleh perwakilan pejabat dari Israel, Amerika Serikat, Qatar dan Mesir ini akan berlanjut pada pekan depan.
Amerika Serikat yang diwakilkan oleh Juru Bicara Gedung Putih, John Kirby mengatakan rasa optimis mereka atas perundingan gencatan senjata kali ini. Meski begitu, mereka yang tergabung pada perundingan akan tetap berhati-hati dengan berbagai kemungkinan yang terjadi agar perundingan berbuah hasil yang maksimal.
“Kami tidak mengantisipasi untuk keluar dari perundingan hari ini dengan kesepakatan tersebut. Faktanya, saya memperkirakan pembicaraan akan berlanjut hingga besok. Ini adalah pekerjaan penting. Hambatan yang tersisa dapat diatasi, dan kita harus mengakhiri proses ini,” jelas Kirby.
Meskipun hanya ada sedikit rincian publik mengenai isi perundingan tersebut, Washington diketahui telah menyampaikan proposal baru yang dibangun berdasarkan poin-poin kesepakatan selama seminggu terakhir.
Proposal ini menutup kesenjangan yang ada sebelumnya sehingga dapat memungkinkan implementasi kesepakatan gencatan senjata yang lebih cepat.
Perundingan Gencatan Senjata Kali Ini Dinilai Lebih Produktif
Meskipun perundingan gencatan senjata ditunda hingga minggu depan, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan negosiasi terakhir adalah yang paling produktif dalam beberapa bulan terakhir.
“Semua peserta dalam 48 jam terakhir sepakat bahwa benar-benar ada semangat baru di sini untuk mendorongnya menuju kesimpulan. Tim Israel yang ada di sini diberi wewenang. Kami membuat banyak kemajuan dalam sejumlah isu yang telah kami tangani,” kata pejabat itu kepada wartawan dengan syarat anonim.
Di Washington, Biden juga mengatakan kesepakatan “jauh, jauh lebih dekat” daripada sebelum pembicaraan dimulai.
Untuk mengupayakan gencatan senjata, Biden diketahui telah mengutus Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Israel untuk menegaskan kembali dukungan kuatnya terhadap keamanan Israel.
Dikutip dari laman Reuters, Minggu (18/8/2024), pengutusan Menlu Blinken juga sebagai upaya untuk menegaskan kepada Israel bahwa kesepakatan tersebut merupakan salah satu proses yang dapat membebaskan seluruh sanderaan.
Meski begitu, hingga saat ini baik Israel dan Palestina masih teguh pada pendirian mereka.
Israel bersikeras bahwa perdamaian hanya mungkin terjadi jika Hamas dihancurkan, sementara Hamas mengatakan pihaknya hanya akan menerima gencatan senjata permanen, bukan sementara.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah