Tuturpedia.com – Israel dan sekutu dari Baratnya telah lama menganggap kelompok bersenjata dan gerakan politik Palestina yang berbasis di Gaza, Ham*s merupakan kelompok tidak sah dan menolak untuk terlibat dengan kelompok tersebut.
Bahkan hingga saat ini, Israel masih menamakannya sebagai “organisasi teroris.”
Seperti yang diketahui, Israel telah melancarkan kampanye militer brutal di Jalur Gaza ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji untuk “membasmi” kelompok Palestina setelah serangan balasan kembali datang dari Palestina 7 Oktober kemarin.
Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 25.000 warga Palestina telah terbunuh dan 90 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi. Serangan brutal ini pun akhirnya yang disebut oleh banyak orang sebagai “genosida”.
Pada Desember, Afrika Selatan juga telah menuntut Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida.
Namun, menurut Al Jazeera, Minggu (21/1/24) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak ajakan Ham*s untuk mengakhiri perang dan membebaskan tawanan.
Padahal pada ajakan tersebut, Ham*s juga memberikan imbalan dan permintaan berupa penarikan pasukan Israel, membebaskan tahanan Palestina, dan menerima pemerintahan kelompok bersenjata di Gaza.
Tawaran ini kembali muncul ketika Netanyahu mendapat tekanan dari dalam negeri untuk memulangkan para tawanan.
Alih-alih mempertimbangkan tawaran tersebut, Netanyahu mengatakan bahwa dengan menerima ajakan tersebut sama dengan membiarkan kelompok bersenjata itu “utuh” dan bahwa tentara Israel “jatuh sia-sia.”
“Jika kami menerima ini, kami tidak akan bisa menjamin keselamatan warga negara kami. Kami tidak akan bisa membawa pulang pengungsi dengan selamat dan tanggal 7 Oktober mendatang hanya tinggal menunggu waktu. Saya langsung menolak syarat penyerahan monster Hamas,” kata Netanyahu.
Saat ini, Netanyahu berada di bawah tekanan dari berbagai sisi. Keluarga para tawanan menyerukan kesepakatan untuk menjamin kembalinya orang-orang yang mereka cintai.
Pada Minggu malam, Forum Sandera dan Keluarga Hilang memulai protes di luar rumah pribadi pemimpin Israel di Yerusalem. Mereka berjanji tidak akan pergi dari rumah Netanyahu sampai ia menyetujui kesepakatan pembebasan para tawanan.
“Jika perdana menteri memutuskan untuk mengorbankan para sandera, dia harus menunjukkan kepemimpinannya dan secara jujur menyatakan posisinya kepada publik Israel.” ungkap salah satu anggota kelompok forum tersebut.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda