Indeks

Dikecam AS, Israel Janji akan Buka Rute Tambahan untuk Masuknya Bantuan ke Palestina

Amerika Serikat berhasil bujuk Israel untuk buka jalur bantuan lebih banyak ke Palestina. Foto: pixabay.com/yousef_masoud
Amerika Serikat berhasil bujuk Israel untuk buka jalur bantuan lebih banyak ke Palestina. Foto: pixabay.com/yousef_masoud

Tuturpedia.com – Kantor Pemerintahan Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu mengatakan kabinet keamanannya telah menyetujui serangkaian langkah untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza

Persetujuan itu termasuk pembukaan kembali sementara jalur utama yang hancur dalam serangan Hamas pada Sabtu, 7 Oktober 2023.

Pengumuman yang disiarkan Netanyahu dibuat beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan bahwa dukungan AS ke depannya untuk Israel akan bergantung pada tindakan nyata yang diambil mereka untuk melindungi warga sipil dan pekerja bantuan.

Dilansir Tuturpedia dari laman The Guardian, Jumat (5/4/2024), Kantor Perdana Menteri Israel berjanji akan ada lebih banyak bantuan juga akan diizinkan melalui Pelabuhan Ashdod, yang terletak sekitar 40 km (25 mil) utara Gaza. 

Selain itu, jalur bantuan di penyeberangan Erez, yang terletak di utara Gaza juga akan dibuka sementara. Akses ini diketahui telah ditutup selama bertahun-tahun dan sebelumnya berfungsi sebagai satu-satunya terminal penumpang bagi orang-orang untuk masuk dan keluar wilayah tersebut.

Mendengar keputusan Netanyahu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adrienne Watson menyambut baik pengumuman tersebut. 

Terlebih, tekanan internasional meningkat terhadap Israel setelah Israel mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan tujuh karyawan badan amal World Central Kitchen (WCK) yang berbasis di AS.

“Seperti yang dikatakan presiden hari ini melalui telepon, kebijakan AS sehubungan dengan Gaza akan ditentukan oleh penilaian kami terhadap tindakan segera Israel terhadap hal ini dan langkah-langkah lainnya, termasuk langkah-langkah untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah dan keselamatan pekerja bantuan,” kata Watson.

Warga Sipil Palestina Dilanda Kelaparan

Warga sipil di Palestina hingga saat ini masih harus menghadapi kelaparan karena kurangnya pasokan makanan yang ada di lingkungan mereka. 

Menurut LSM International Oxfam, di hari-hari sebelum invasi meningkat di Palestina, kebutuhan nutrisi warga sipil di sana cukup terpenuhi. Mereka dalam keadaan sehat dan memiliki tubuh yang kuat. 

Namun, setelah invasi meningkat banyak warga sipil yang berat badannya turun begitu banyak. Bahkan, warga sipil di Palestina mencoba memakan apa pun yang mereka temukan, seperti tanaman liar atau tumbuhan liar yang dapat dimakan setiap harinya hanya untuk bertahan hidup.

Sehingga, diperkirakan asupan kalori rata-rata warga sipil Palestina kurang dari 12 persen dari rata-rata kebutuhan kalori harian orang dewasa. Angka itu pun tidak memperhitungkan akses terhadap nutrisi yang tepat.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version