Tuturpedia.com – Putu Satria, Mahasiswa STIP Jakarta yang tewas usai dianiaya oleh senior diduga dipicu karena masalah sepele.
Dikutip Tuturpedia.com, Sabtu (4/5/2024), kronologi tewasnya taruna STIP Jakarta yang dianiaya oleh seniornya bermula saat korban membubarkan jalan santai.
Kejadian nahas ini berawal saat korban mengajak keempat temannya mengecek kelas guna membubarkan kegiatan jalan santai.
Usai membubarkan kegiatan jalan santai tersebut, korban bersama keempat teman lainnya lalu turun ke lantai dua.
Namun, mereka dipanggil oleh senior tingkat dua yang berinisial T dan teman-temannya. Pada saat itu, T bertanya pada korban siapa yang menyuruh mereka pakai baju olahraga dan memasuki gedung pendidikan lantai 3 masuk ke kelas.
Hal ini disampaikan oleh Kasatreskrim Polres Jakarta Utara, AKBP Hady Saputra Siagian, Jumat (3/5/2024).
“Kemudian, mereka dipanggil sama senior tingkat dua yang bernama T (21) dan teman temannya. Kemudian, T bertanya siapa yang menyuruh mereka pakai baju olahraga ke gedung pendidikan lantai 3 masuk ke kelas-kelas?” kata AKBP Hady Saputra Siagian.
Kemudian pelaku (T) mengajak korban bersama keempat temannya itu untuk pergi ke kamar mandi koridor kelas KALK C di lantai 2. Usai memasuki kamar mandi, korban dan temannya diminta berbaris, saat itu korban di barisan pertama, disusul Angga, Dicky, Jeremy, dan Reski.
“Kemudian, mereka berlima disuruh baris paling pertama korban (Putu), kedua Angga ketiga Dicky, keempat Jeremy, keempat Reski,” sambungnya.
Lantaran korban berada di barisan paling depan, maka korban pun yang kena pukul paling pertama.
Menurut keterangan saksi, korban menerima pukulan dari T sebanyak lima kali di daerah ulu hati. Usai korban dipukul, keempat teman korban yang menyaksikan kejadian ini langsung disuruh meninggalkan lokasi tempat kejadian.
Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkapkan jika korban sempat dibawa ke klinik yang ada di sekolah, namun saat dibawa, nadi Putu sudah tidak berdetak lagi.
“Karena pada saat diperiksa di klinik setempat, sudah dalam kondisi tidak ada nadinya. Ini sebagai tanda hilangnya nyawa,” ujar Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan.
Hingga saat ini, pihak kepolisian sudah melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang saksi dan juga rekaman CCTV di tempat lokasi kejadian perkara (TKP). Sementara itu, jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan visum guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut.***
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.