banner 728x250
News  

Diduga Jadi Korban Bullying, Kaki Siswa SD di Bekasi Harus Diamputasi

Kaki siswa SD di Bekasi harus diamputasi, diduga akibat jadi korban bullying di sekolah. Foto: Pexels.com/Nataliya Vaitkevich
Kaki siswa SD di Bekasi harus diamputasi, diduga akibat jadi korban bullying di sekolah. Foto: Pexels.com/Nataliya Vaitkevich
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Kasus bullying kembali terjadi hingga mengakibatkan kaki seorang siswa SD di Bekasi harus diamputasi. 

Dikutip Tuturpedia.com dari akun Instagram @folkative (Rabu, 01/11/2023), Fatir merupakan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Tambun Selatan yang kaki kirinya harus diamputasi setelah diduga mengalami tindakan bullying

Menurut pengakuan Diana yang merupakan orang tua dari Fatir, anaknya tersebut memang sudah sering menjadi korban bullying

Kronologi bullying bermula saat Fatir sedang berada di kelas, kemudian diajak oleh lima orang temannya untuk jajan di luar sekolah.

Saat tengah berjalan, Fatir ditendang oleh temannya dari arah belakang hingga jatuh terperosok. 

Akibat ulah temannya tersebut dengkul kaki dan tangan Fatir mengalami luka serta memar. Saat kejadian tersebut keempat teman Fatir tak ada yang menolong sama sekali justru menertawakannya.

Bahkan, teman yang lainnya juga mengancam Fatir untuk tak menceritakan kejadian tersebut kepada guru maupun orang tuanya.  

“Sebelum itu (jatuh) sering diolok-olok ‘anak mama, sok kegantengan’ kaya gitu, karena anak saya (Fatir) sering maju di kelas, menjatuhkan mental lah ya,” kata Ibunda Fatir, Diana Novita.

Kedua orang tua Fatir mengetahui kejadian tersebut tiga hari berikutnya lantaran Fatir merasakan sakit di kaki kirinya.

Diana pun membawa putranya untuk diperiksa, hingga Fatir akhirnya menceritakan apa yang terjadi. 

Diana sudah membawa putranya ke klinik terdekat dan diberi obat pereda nyeri. Namun, meski sudah minum obat keadaan Fatir tak kunjung menunjukkan perubahan malah justru semakin parah. 

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dari tiga rumah sakit sekaligus, dokter akhirnya mendiagnosis bahwa kaki fatir harus diamputasi karena mengidap kanker tulang.

Menurut Diana, pihak rumah dokter yang menangani putranya mengatakan jika kanker tulang yang dialami Fatir merupakan dampak dari jatuh akibat diselengkat oleh temannya.  

“Iya ada (penjelasan dokter), pemicunya (kanker tulang) karena terjatuh, benturan,” ucap Diana

“Karena setelah tiga hari itu Fatir tidak bisa berjalan, sakit kakinya. Dari situ lah saya pengobatan Fatir, sehingga terjadilah amputasi ini, perjalanan yang cukup panjang,” tambah Diana.

Hingga saat ini Fatir menjalani perawatan secara intensif di RS Kanker Dharmais Jakarta. 

Sementara itu pernyataan berbeda diungkapkan oleh Wakepsek SDN Jatimulya 09 sekaligus Wali Kelas 6, Sukaemah yang mengatakan bahwa selama ini dirinya tak pernah melihat ada yang mengolok-olok Fatir. 

“Nah itu yang dikatainnya semacam apa ya, kan saya di kelas terus, kalau ada perundungan pasti lah anak-anak lapor,” kata Sukaemah.

Sukaemah bahkan mengatakan jika di kalangan kelas 6 SD aksi saling ejek merupakan hal yang sudah biasa dan hanyalah candaan semata. 

“Mungkin kalau bercanda-bercandaan ‘ah lu jelek, ah lu hitam’ mungkin ya namanya sudah kelas 6, sudah biasa kayaknya juga. Mungkin menurut Fatir lain lagi kali ya,” imbuhnya. 

Sukaemah bersikukuh bahwa apa yang dialami Fatir bukanlah aksi bullying melainkan hanya candaan biasa, termasuk perihal Fatir yang ditendang hingga terperosok oleh temannya.  

“Bercanda ya itu, bukan yang dirundung. Kalau dirundungkan beda lagi ya kekerasan,” ucapnya.

Menurut Sukaemah selama ini dia tak pernah mendapatkan laporan dari Fatir bahwa dirinya menjadi korban bullying oleh temannya. 

“Fatir itu kan bukan anak bodoh, anak pintar, anak cerdas, anak soleh. Pasti kalau dia diginiin (diejek) temannya pasti dia ngomong sama gurunya. Tapi selama ini gak ada (laporan),” tutur Sukaemah.

“Dalam peristiwa itu mereka jajan, bercanda-bercanda nah tanpa sengaja selengkatan, jatuh,” jelasnya.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses