Indeks

Diduga Dipukul Kepala Sekolah, Pelajar SMK Negeri 1 Siduaori Nias Meninggal Dunia! Orang Tua Korban Beberkan Fakta Mengejutkan

Fakta mengejutkan seputar kematian pelajar SMK Negeri 1 Siduaori Nias. Foto: Pixabay.com/PublicDomainPictures.

Tuturpedia.com – Seorang pelajar SMK Negeri 1 Siduaori di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara meninggal dunia, diduga dipukul oleh kepala sekolahnya, SZ (40). 

Korban bernama Yaredi Ndruru berusia 17 tahun sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit dr. M Thomsen Nias, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Pelajar SMK Negeri 1 Siduaori itu pun dinyatakan meninggal dunia pada Senin (15/4) malam lalu. Siswa tersebut diduga dipukul di dalam ruang kelas oleh Kepala Sekolahnya. 

Hal tersebut berdasarkan keterangan temannya, korban bersama enam orang temannya itu dipukul sebanyak lima kali di bagian kepala. 

Sementara itu, menurut keterangan orang tua korban, korban (YN) mengeluh pusing dan sakit kepala usai kejadian tersebut. Sang ibu pun memberikan obat pereda nyeri, tetapi sakitnya tak kunjung sembuh. 

Bahkan korban hingga tak masuk sekolah karena sakitnya semakin parah ditambah dengan demam tinggi. 

Orang tua korban mengaku, anaknya sempat dibawa ke rumah sakit pada Sabtu (13/4) dan sejak saat itu keadaannya semakin kritis hingga dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Umum Dr. M Thomsen di Gunung Sitoli. 

Kemudian berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui jika ada saraf yang rusak dan tak berfungsi.

“Pada hari Selasa itu, anak saya dirontgen, ya, scan, habis itu hasil pemeriksaan di kepala, anak saya itu ada saraf yang  rusak atau yang tidak berfungsi lagi sehingga itu mengakibatkan anak saya itu bisa tidak sadar dan Jika dia berbicara sehingga tidak jelas gitu,” ujar Sekhezatulo Nduru  selaku orang tua korban, seperti dikutip Tuturpedia, Kamis (18/4/2024).

Korban diduga dipukul menggunakan tangan sebanyak 5 kali. 

“Awalnya dipukul pakai tangan, menurut pengakuan sampai 5 kali, ya,” lanjutnya. 

Masih menurut keterangan ayah korban, SZ diduga menghukum keenam siswa dan anaknya lantaran menolak permintaan seorang pegawai untuk mengangkat genset ke mobil saat dilakukan praktek kerja lapangan (PKL) di Kantor Camat Siduaori. 

Pegawai di Kantor Camat itu kemudian melaporkannya pada SZ dan menghukum korban bersama teman-temannya. 

“Diduga mereka dipukul karena tidak mau angkat genset untuk dipindahkan ke mobil,” kata Sekhezatulo, Rabu (17/4).***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version