Indeks

Dendang Semburat Sore, Magisnya Pancarona, dan Dendam Waktu yang Kelabu (Sebuah Review untuk Sore: Istri dari Masa Depan)

tuturpedia.com – Cerita Films bekerjasama dengan Slingshot Pictures, Imajinari, Miles Film, Studio Artemis, Jagartha, Trinity Entertainment dan Dwidaya Amadeo Gemintang merilis film bertajuk Sore: Istri dari Masa Depan pada 10 Juli 2025 lalu.

Film terbaru garapan sutradara Yandy Laurens ini merupakan remake dari web series berjudul sama yang diproduksi Inhype Pictures sebagai salah satu media promosi untuk produk Tropicana Slim.

Yang menjadi pembeda, jika di web series karakter Sore diperankan oleh Tika Bravani, di versi film panjangnya ini, karakter Sore diperankan oleh Sheila Dara Aisha yang berduet dengan Dion Wiyoko yang masih setia memerankan tokoh Jonathan. Ada pula beberapa aktor dan aktris dari Indonesia dan Kroasia yang turut menjadi ansamble cast di film ini seperti; Mathias Muchus, Maya Hasan, Goran Bogdan, Livio Badurina, Lara Nekix, dan Borko Nekic.

Dengan durasi 119 menit, film ini menyuguhkan pengalaman sinematik yang luar biasa karena digarap di tiga negara, yakni; Indonesia, Kroasia, dan Finlandia. Maka tak heran, dengan berbagai daya jual yang dimiliki olehnya, film Sore per hari ini (Selasa, 29 Juli 2025), mampu meraup lebih dari 2 juta penonton.

Catatan yang juga bersejarah bagi Yandy Laurens karena berhasil melampaui torehan jumlah penonton dari film-film yang sebelumnya ia gawangi, yakni; Keluarga Cemara (2019) dengan 1,7 juta penonton, 1 Kakak 7 Ponakan (2025) dengan 1,2 juta penonton), dan Jatuh Cinta Seperti di Film-film (2023) dengan 648 ribu penonton.

Sinopsis

Sore: Istri dari Masa Depan berkisah tentang Jonathan, seorang fotografer asal Indonesia yang menetap di Kroasia.

Awalnya kehidupannya tampak tenang dan menyenangkan. Hingga suatu hari, ia dikejutkan dengan munculnya sosok perempuan misterius bernama Sore yang muncul secara tiba-tiba dan mengaku sebagai istrinya dari masa depan.

Mulanya, Jonathan skeptis dan cenderung bingung pada klaim yang diungkapkan Sore, namun perhatian, kasih, serta bukti-bukti yang ditunjukkan oleh Sore perlahan mengubah pandangannya.

Sore berkisah, ia kembali ke masa lalu karena tengah berusaha membantu Jonathan menghilangkan kebiasaan buruknya dan membimbingnya untuk hidup lebih sehat.

Kehadiran Sore pada hidup Jonathan perlahan membawanya pada perjalanan emosional yang mendalam, dan memaksanya menghadapi kenyataan dan keputusan-keputusan yang akan memantik dampak besar bagi kehidupannya di masa yang akan datang.

Review, Teori, dan Pembahasan (Spoiler)

Sebagai film remake, Sore: Istri dari Masa Depan dibebani ekspektasi yang cukup tinggi, mengingat web seriesnya terasa sangat revolusioner pada zamannya. Tak hanya itu, tantangan menjadi semakin berat kala beberapa forum di internet juga berkonspirasi bahwa film ini tengah menyerukan agenda-agenda terselubung macam; Marriage propaganda (ajakan untuk menikah) hingga dugaan adanya upaya promosi dalam melanggengkan fantasi laki-laki yang ingin punya istri penurut. Agak terlalu jauh memang, dan cenderung mengada-ngada, tapi yang namanya pendapat tetap jadi pendapat.

Beruntungnya, Sore: Istri dari Masa Depan mampu melawan berbagai label dan beban ekspektasi itu dengan menembakkan banyak peluru balasan berupa kualitas yang ditarik pelatuknya dengan pas dan jitu menembus target.

Salah satu contoh sederhana yang terasa jenius adalah penggunaan akronim dalam upaya promosi film dengan cara amat tepat. Untuk diketahui, sebagaimana kebiasaan Yandy Laurens yang kerap menyingkat judul filmnya seperti Jatuh Cinta Seperti di Film-film menjadi JESEDEF dan 1 Kakak, 7 Ponakan menjadi SAKATUPO, maka Sore: Istri dari Masa Depan juga disingkat menjadi SORE: IDAMAN. Jenius bukan?

Hal lain yang menarik perhatian tentunya adalah arahan sinematografi film Sore yang secara apik menggambarkan keindahan kota Groznjan dan Zagreb di Kroasia serta magisnya suasana kutub di Kemi, Finlandia. Saking ‘dewa’nya sinematografi film Sore, beberapa netizen dan reviewer bahkan berkelakar apabila film ini di pause pada bagian manapun, semuanya layak dijadikan sebagai Wallpaper.

Penulisan khas Yandy yang orisinil juga masih kokoh ditampilkan di film Sore untuk merajut betapa rumitnya perjalanan dan perjuangan Sore dalam upaya ‘menyelamatkan’ Jonathan yang begitu bebal menjadi kisah yang rapih dan mudah diikuti bahkan oleh penonton casual. Hal ini seolah menjadi bukti yang dapat membantah atau setidaknya menjawab pernyataan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon beberapa waktu lalu yang mengkritik kualitas penulisan skenario film Indonesia.

Terkait dengan akting karakternya, chemistry yang ditampilkan Dion Wiyoko dan Sheila Dara Aisha terasa sangat manis, persis seperti kata Yandy yang menyebut bahwa jika penonton ingin melihat film ini dari angle berbeda dan ingin merasakan perasaan ‘sakitnya’ maka perhatikanlah mata Dion dan Sheila Dara. Walaupun di beberapa titik masih terasa agak canggung, namun penampilan Sheila Dara Aisha yang memerankan karakter Sore terlalu terasa sempurna sehingga beberapa hal yang timbul dan mengganggu keserasiannya dengan Dion dapat termaafkan. Maka, tanpa bermaksud mengurangi rasa hormat pada Tika Bravani yang juga memberikan penampilan terbaiknya di Sore versi web series, menurut penilaian subjektif penulis, Sheila Dara Aisha is such a gift!

Selain Dion dan Sheila, penampilan singkat Mathias Muchus dan Maya Hasan juga tak kalah mencuri perhatian. Apresiasi tinggi juga layak diberikan pada deretan aktor dan aktris asal Kroasia yang turut dilibatkan Yandy di proyek ini seperti Goran Bogdan yang berperan sebagai Karlo, Borko Nekic sebagai David, serta Lara Nekic sebagai Elsa.

Sebelum masuk ke pembahasan soal teori dan beberapa hal menarik seperti easter egg, tak elok dan cenderung lancang rasanya apabila tak memberi perhatian lebih dan pujian tinggi pada skoring dan pemilihan soundtrack film Sore yang sangat monumental. Sejujurnya, di paruh pertama film, pemilihan dua lagu karya Adhitia Sofyan sebagai soundtrack masih terasa ringan dan kurang memberikan ‘pukulan’. Namun, ketika lagu Pancarona dari Barasuara muncul mengiringi perjalanan time-loop karakter Sore, film ini menjadi terasa sangat luar biasa. Tak cukup sampai di situ, seolah belum puas dengan ‘pukulan telak’ yang diberikan Pancarona, Yandy secara cerdas menggunakan lagu Barasuara lain yang bertajuk Terbuang dalam Waktu sebagai penutup yang amat ajaib. Sungguh! Amat Ajaib!

Bagi penikmat film bergenre Magical Realizm, sejujurnya Sore: Istri dari Masa Depan mungkin masih belum dapat memberikan formula revolusioner yang dapat melawan film-film bergenre serupa seperti; Eternal Sunshine of the Spotless Mind karya Michel Gondry, Everything Everywhere All at Once garapan Daniel Scheinert dan Daniel Kwan, atau Your Name karya Makoto Shinkai.

Beberapa diskusi di internet juga terjadi untuk menanggapi logika seputar teori time travel yang ada di film Sore. Bahkan, salah satu akun di media sosial X @SiPalingMarvel sampai membuat grafis yang cukup menjelaskan konsep timeline dalam film Sore.

Pict: @SiPalingMarvel

Jika ditilik lebih dalam, memang ada beberapa hal menarik yang mungkin diselipkan Yandy sebagai tribute pada beberapa hal, seperti; Kemunculan angka 8.25 pada Jam, profesi Desainer dan Fotografer, serta kemunculan waktu sebagai musuh.

Jika ingin berteori dengan fomula ala semesta Joko Anwar, maka angka 8.25 dapat dikaitkan dengan Ayat Alkitab dalam Roma 8:25 yang berbunyi; “Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.” Ayat ini berbicara tentang harapan dan kesabaran dalam menantikan sesuatu yang belum terlihat. Hal yang juga menjadi titik fokus cerita dalam perjalanan karakter Sore.

Namun, setelah penulis coba telisik lebih dalam, ada satu hal yang lebih masuk akal untuk menjelaskan munculnya angka tersebut. Besar kemungkinan, 8.25 merujuk sebagai tribute untuk 25 Agustus, tanggal anniversary Yandy Laurens dengan istrinya yang sama seperti Sore, juga berprofesi sebagai desainer.

Informasi tambahan yang penulis temukan adalah fakta bahwa foto-foto yang ditampilkan Jonathan dalam gelaran pamerannya merupakan hasil jepretan langsung dari Dion Wiyoko selama shooting di Finlandia dan Kroasia.

Terkait dengan posisi waktu sebagai musuh, tentu mengingatkan pada kisah Alice dalam cerita Through the Looking Glass karya Lewis Carroll yang juga memposisikan waktu (Mr. Time) sebagai musuh yang harus dihadapi Alice Kingsleigh dan Mad Hatter.

Terlepas dari semua debat dan diskusi di internet, yang patut menjadi catatan semua pihak adalah cap ‘tidak revolusioner’ yang diberikan untuk Sore bukan berarti membuat film ini tak memberikan suguhan baru yang layak tonton. Justru Sore berhasil menjelma menjadi film yang memberikan tawaran tontonan bergenre roman yang penuh kualitas. Hal yang juga memberikan bantahan pada pihak-pihak yang masih ngotot dan getol memberikan cap bahwa film ini bergenre Sci-fi murni dan layak disandingkan atau dibandingkan dengan film-film bertema time travel dalam semesta Marvel atau series Dark dari Netflix.

Akan sangat sulit memahami atau melihat film ini lewat kacamata ‘penonton logis’ yang seringkali terlalu memaksakan kehendak dan justru malah secara serampangan melakukan penghinaan pada hakikat film sebagai wahana hiburan dan ‘liburan bagi perasaan’.

Sebagai penutup, poin penting yang patut diperhitungkan adalah keberhasilan film Sore: Istri dari Masa Depan dalam menyampaikan pesan tentang hakikat cinta lewat kisah Jonathan dan Sore, yang walaupun berkali-kali dipisahkan oleh berbagai kemungkinan, tetap disatukan oleh takdir yang bernama cinta. Makna indah dan monumental bagi perasaan yang tentu jauh melampaui logika dan penilaian serampangan.***

Exit mobile version
news-2912

yakinjp


sabung ayam online

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

judi bola online

slot thailand

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

ayowin

mahjong ways

judi bola online

mahjong ways 2

JUDI BOLA ONLINE

maujp

maujp

maujp

MAUJP

MAUJP

sabung ayam online

9000326

9000327

9000328

9000329

9000330

9000501

9000502

9000503

9000504

9000505

9000506

9000507

9000508

9000509

9000510

9000331

9000332

9000333

9000334

9000335

9000336

9000337

9000338

9000339

9000340

9000341

9000342

9000343

9000344

9000345

9000511

9000512

9000513

9000514

9000515

9000516

9000517

9000518

9000519

9000520

9000521

9000522

9000523

9000524

9000525

9000346

9000347

9000348

9000349

9000350

9000351

9000352

9000353

9000354

9000355

9000356

9000357

9000358

9000359

9000360

9000526

9000527

9000528

9000529

9000530

9000531

9000532

9000533

9000534

9000535

9000536

9000537

9000538

9000539

9000540

9000269

9000361

9000362

9000363

9000364

9000365

9000366

9000367

9000368

9000369

9000370

9000371

9000372

9000373

9000374

9000375

9000541

9000542

9000543

9000544

9000545

9000546

9000547

9000548

9000549

9000550

9000551

9000552

9000553

9000554

9000555

9000376

9000377

9000378

9000379

9000380

9000381

9000382

9000383

9000384

9000385

9000386

9000387

9000388

9000389

9000390

9000556

9000557

9000558

9000559

9000560

9000561

9000562

9000563

9000564

9000565

9000391

9000392

9000393

9000394

9000395

9000396

9000397

9000398

9000399

9000400

9000401

9000402

9000403

9000404

9000405

9000566

9000567

9000568

9000569

9000570

9000571

9000572

9000573

9000574

9000575

9000406

9000407

9000408

9000409

9000410

9000411

9000412

9000413

9000414

9000415

9000576

9000577

9000578

9000579

9000580

9000581

9000582

9000583

9000584

9000585

9000416

9000417

9000418

9000419

9000420

9000421

9000422

9000423

9000424

9000425

9000426

9000427

9000428

9000429

9000430

9000586

9000587

9000588

9000589

9000590

9000591

9000592

9000593

9000594

9000595

9000596

9000597

9000598

9000599

9000600

9000431

9000432

9000433

9000434

9000435

9000436

9000437

9000438

9000439

9000440

9000601

9000602

9000603

9000604

9000605

9000606

9000607

9000608

9000609

9000610

9000441

9000442

9000443

9000444

9000445

9000446

9000447

9000448

9000449

9000450

9000451

9000452

9000453

9000454

9000455

9000441

9000442

9000443

9000444

9000445

9000446

9000447

9000448

9000449

9000450

9000451

9000452

9000453

9000454

9000455

9000471

9000472

9000473

9000474

9000475

9000476

9000477

9000478

9000479

9000480

9000481

9000482

9000483

9000484

9000485

9000486

9000487

9000488

9000489

9000490

9000491

9000492

9000493

9000494

9000495

9000496

9000497

9000498

9000499

9000500

news-2912