banner 728x250

Debat Capres 2024: Ganjar Ungkap Strategi soal Anggaran Kesehatan, Preventif dan Promotif Jadi Solusi

Ganjar Pranowo dalam debat capres 2024. Foto: Tangkapan Layar YouTube KPU RI
Ganjar Pranowo dalam debat capres 2024. Foto: Tangkapan Layar YouTube KPU RI
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo ungkap strategi anggaran kesehatan dalam debat capres 2024 di JCC, Jakarta pada Minggu (4/2/2024).

Pada debat capres 2024 terakhir ini, diselenggarakan dengan tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Di segmen dua debat capres 2024, Ganjar ditanya perihal sub tema kesehatan, yaitu bagaimana strateginya untuk memprioritaskan anggaran dan program promotif preventif.

Sebab, menurut World Population Prospect tahun 2022, angka harapan hidup manusia Indonesia berada di urutan 10 dari 11 negara ASEAN yang disebabkan oleh kebijakan program dan anggaran kesehatan yang lebih condong ke aspek kuratif dibandingkan promotif dan preventif.

Ganjar kemudian menjawab bahwa solusinya memang lebih kepada preventif dan promotif, tentu dengan pengetahuan kesehatan.

“Kalau tadi dalam pembukaan saya sampaikan mesti preventif dan promotif mesti diwujudkan dalam bentuk kepengetahuan kita terhadap kesehatan, minimal untuk kita sendiri, olahraga, makan sehat, hidup bersih sehat, saya kita itu yang paling baik,” ucap Ganjar.

Setelah itu, menurutnya barulah diberikan fasilitas kesehatan sampai ke desa-desa, di mana Ganjar-Mahfud memiliki program satu desa, satu faskes (fasilitas kesehatan), dan satu nakes (tenaga kesehatan).

“Maka pada tahap berikutnya, barulah kemudian kita memberikan fasilitas kesehatan sampai ke desa-desa seperti tadi saya sampaikan satu desa, satu faskes, satu nakes. Hanya memang, ketika undang-undang sebelumnya mengatur bahwa ada presentase dari anggaran untuk kesehatan mesti diberikan, terpotong kemarin,” lanjutnya.

Mengenai peraturan itu, bagi Ganjar harus dikembalikan seperti semula, agar layanan kesehatan segera membaik.

“Rasa-rasanya ini mesti dikembalikan, angka 5-10% menjadi angka yang bisa memastikan dalam politik kesehatan kita layanan itu akan jadi jauh lebih baik,” terangnya.

Lebih lanjut, Ganjar menegaskan soal angka harapan hidup, harus didorong dengan layanan kesehatan yang baik.

“Namun ingat, kalau kita bicara angka harapan hidup maka terhadap mereka mesti mendapatkan layanan kesehatan baik, mereka mesti mendapatkan hiburan yang baik, budayawan juga bisa membantu mereka untuk bisa membahagiakan mereka,” tuturnya.

Kala Ganjar bertemu dengan masyarakat, ada keinginan dari mereka untuk memperoleh layanan yang baik. Hal ini berguna untuk jangka panjang berkenaan dengan angka kehidupan.

“Maka peran posyandu, peran dasawisma, peran kelurahan, RT, itu menjadi kekuatan yang luar biasa di tentu saja pemerintah akan mendampingi dalam setiap kebijakan yang ada. Sehingga dalam politik anggaran, ada presentase yang mesti disiapkan agar anggaran kita bisa cukup,” imbuhnya.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses