banner 728x250
Ekobis  

Daya Beli Berkurang, Tupperware Umumkan Kebangkrutannya Tahun 2024

Pelopor perabot tahan lama, Tupperware tumbang. Foto: x.com/TupperwareWW
banner 120x600

Tuturpedia.com – Tupperware, merek yang identik dengan tempat penyimpanan makanan di rumah-rumah ini telah mengumumkan kebangkrutan setelah bertahun-tahun berjuang dengan model bisnis dan utangnya.

Tupperware terkenal di 1950-an dan 1960-an ketika para penjual, yang sebagian besar adalah wanita, mengadakan pesta Tupperware untuk menjual berbagai wadah plastiknya. 

Bagi banyak orang, cara penjualan independen yang digunakan Tupperware ini dianggap sebagai kesempatan emas untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan jadwal yang fleksibel dan tidak mengharuskan mereka bekerja penuh waktu di luar rumah.

Namun sayangnya, kekuatan model penjualan ini mulai berubah menjadi sebuah kelemahan yang menyebabkan kebangkrutan. 

Hal tersebut karena perusahaan harus merelakan untuk tidak menggunakan strategi penjualan daring yang sedang tren saat ini. Meski begitu, mereka berencana tidak akan melakukan perubahan terhadap strategi penjualan independen.

Selain itu, Tupperware mengatakan kebangkrutan raksasa perabotan Amerika ini dikarenakan daya beli terhadap Tupperware dari pembeli atau penjual telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Dan biaya baru, termasuk bahan baku yang lebih mahal, tenaga kerja, dan pengiriman telah menumpuk.

“Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan telah sangat terpengaruh oleh lingkungan ekonomi makro yang menantang. Situasi ini memberi kami fleksibilitas penting saat kami mencari alternatif strategis untuk mendukung transformasi kami menjadi perusahaan yang mengutamakan teknologi digital dan lebih siap melayani para pemangku kepentingan kami,” kata CEO Laurie Ann Goldman.

Kebangkrutan ini sudah sempat diwaspadai akan terjadi sejak awal tahun 2023. Hal ini dikarenakan utang Tupperware yang membengkak hingga lebih dari $700 juta. Perusahaan tersebut telah menghadapi denda federal yang besar karena gagal memelihara pembukuan dan catatan yang akurat.

Membengkaknya hutang ini juga menyebabkan Tupperware menutup satu-satunya pabriknya di AS, di South Carolina, memberhentikan 148 pekerja dan memindahkan lebih banyak operasi ke Meksiko. 

Selain itu, ada bulan Oktober tahun lalu, perusahaan mengganti beberapa pemimpinnya, termasuk CEO baru yang sebelumnya mengelola merek shapeware Spanx dan perusahaan kosmetik terkemuka Avon North America.

Namun, kedua upaya ini tidak menutup biaya utang yang masih membebani Tupperware.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah