Tuturpedia.com – Pentolan grup BIGBANG, G-Dragon akhirnya muncul secara sukarela di kantor polisi untuk diinterogasi pada Senin atas tuduhan penggunaan narkoba ilegal.
Tuduhan tersebut muncul pada 25 Oktober 2023 lalu, ketika G-Dragon didakwa oleh Badan Kepolisian Metropolitan Incheon atas tuduhan terkait narkoba.
Dua hari kemudian, G-Dragon secara pribadi merilis pernyataan melalui perwakilan hukumnya yang dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Kemudian pada tanggal 30 Oktober, pengacaranya membagikan kabar jika G-Dragon telah berniat untuk hadir secara sukarela ke Unit Narkotika Badan Kepolisian Metropolitan Incheon, yang kemudian dijadwalkan pada tanggal 6 November.
Setelah tuduhan tersebut muncul pada akhir bulan Oktober, saham beberapa agensi K-pop jatuh, termasuk mantan agensinya, YG Entertainment, meskipun kemudian kembali pulih.
Dikutip dari laman Korean Times, Selasa (7/11/23) saat penyanyi yang akrab dipanggil GD ini tiba untuk diinterogasi, dirinya terlihat mengenakan setelan jas berwarna gelap.
“Saya tidak pernah terlibat dalam kejahatan terkait narkoba dan saya di sini untuk memperjelasnya,” kata penyanyi tersebut kepada wartawan setelah tiba di Kantor Polisi Nonhyeon di Incheon, sebelah barat Seoul. “Jadi sekarang, daripada membicarakannya panjang lebar, saya akan segera menyelesaikan penyelidikan.”
Ketika ditanya apakah ia ingin mengatakan sesuatu kepada para penggemarnya, ia berkata, “Kalian tidak perlu terlalu khawatir.”
GD diperiksa di kantor polisi Incheon yang merupakan lokasi yang sama, tempat bintang film pemenang Oscar “Parasite”, Lee Sun-kyun, juga diperiksa.
Mereka diperiksa secara terpisah pada Minggu (5/11) atas tuduhan penggunaan obat-obatan terlarang.
Setelah selesai melakukan investigasi selama 4 jam di Unit Narkotika Departemen Investigasi Regional Badan Kepolisian Metropolitan Incheon, G-Dragon akhirnya mengungkapkan hasil tesnya pada media.
Dikutip dari laman Soompi, Selasa (7/11/23) polisi melakukan tes reagen awal pada G-Dragon, bersamaan dengan pengumpulan sampel urin dan rambut untuk analisis komprehensif oleh Badan Forensik Nasional.
Menanggapi pertanyaan tentang hasil tes reagen awal, G-Dragon menyatakan, “Hasilnya negatif. Saya juga meminta pemeriksaan menyeluruh yang mendesak.”
“Saya berharap lembaga investigasi dapat merilis hasil yang akurat sesegera mungkin.” tambahnya.
Sejumlah wartawan media yang hadir juga mempertanyakan tentang penyerahan ponsel untuk pemeriksaan lebih lanjut.
GD mengatakan jika hal tersebut belum dilakukan, tapi dirinya tidak akan menolak jika polisi membutuhkannya untuk keperluan pemeriksaan.
“Belum, tetapi jika diperlukan di kemudian hari dan ada dalam daftar barang yang akan diserahkan, saya telah memberitahu (polisi) bahwa saya bersedia menyerahkannya.” ujarnya.
Selain itu, G-Dragon juga memberikan komentar lain mengenai proses penyelidikan yang menurutnya tidak masuk akal.
“Saya rasa itu tidak masuk akal. Polisi tidak mengejar saya secara pribadi; mereka hanya melakukan tugasnya berdasarkan pernyataan seseorang. Saya juga berpikir bahwa saya di sini untuk penyelidikan karena merupakan bagian dari tugas saya untuk menyangkal atau lebih tepatnya saya katakan, untuk membuktikan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. Jadi saya tidak akan mengatakan bahwa hal ini tidak masuk akal, namun bagaimanapun juga, saya berharap adanya penyelesaian yang adil, dan saya berharap klaim yang belum terverifikasi tidak akan dipaksakan.”
Ia menyimpulkan wawancara media dengan menyatakan, “Saya sendiri masih belum mengetahui secara spesifik, namun yang saya harapkan adalah lembaga investigasi segera merilis hasil pemeriksaan detail secepat mungkin.”
Menurut KBS World, Selasa (7/11/23) G-Dragon telah berulang kali membantah tuduhan penggunaan obat-obatan terlarang, dengan dakwaan yang diajukan pada tahun 2011 karena diduga menggunakan ganja di sebuah klub di Jepang. Namun tuduhan tersebut akhirnya dibatalkan oleh jaksa.
Korea Selatan memiliki undang-undang narkoba yang ketat, dan kejahatan biasanya dapat dihukum setidaknya enam bulan penjara atau hingga 14 tahun bagi pelaku dan pengedar yang berulang kali melakukan pelanggaran.
Media sosial dan perjalanan ke luar negeri telah membuat obat-obatan terlarang lebih mudah diakses di Korea Selatan.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda