Jakarta, Tuturpedia.com — Dunia pedalangan Jawa yang sarat nilai spiritual dan simbolisme kembali menjadi sorotan dalam film horor terbaru garapan Khanza Film Entertainment berjudul “Danyang Wingit Jumat Kliwon”. Film ini menggabungkan nuansa okultisme, mitos kuno, dan konflik batin manusia dalam satu kisah yang menegangkan sekaligus menggugah.
Disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto, dengan naskah karya Dirmawan Hatta, film ini tidak sekadar menyajikan kengerian lewat jump scare, melainkan menelusuri sisi gelap ambisi manusia yang rela menantang takdir dan moral demi keabadian.
Ambisi Seorang Dalang dalam Bayang-bayang Ritual
Kisahnya berpusat pada Ki Mangun Suroto (diperankan Whani Darmawan), seorang maestro dalang yang karismatik sekaligus misterius. Di balik pertunjukan wayang yang memesona, ia menyimpan rahasia besar: obsesi untuk menembus batas kematian melalui ilmu kuno dan ritual terlarang.
Ketenaran dan kekuasaan yang ia miliki tidak cukup. Ki Mangun ingin hidup abadi, dan untuk itu ia membutuhkan tumbal terakhir — seorang sinden muda bernama Citra (diperankan Celine Evangelista).
Citra dan Takdir yang Tak Diinginkan
Citra direkrut ke padepokan oleh Mbok Ning (diperankan Djenar Maesa Ayu), asisten setia Ki Mangun. Namun di balik kesempatan menjadi sinden, tersimpan takdir kelam: dirinya telah ditetapkan sebagai tumbal terakhir dalam ritual keabadian.
Meski teror demi teror gaib menghantui, Citra memilih bertahan. Ia butuh uang untuk pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza). Di tengah ketakutan dan keputusasaan, sosok penjaga padepokan, Bara (Fajar Nugra), menjadi cahaya harapan. Bara mencurigai adanya praktik gelap dan bertekad menyelamatkan Citra, meski itu berarti menantang sang dalang.
Puncak Teror di Malam Jumat Kliwon
Puncak kisah terjadi pada malam Gerhana Bulan Merah yang bertepatan dengan Jumat Kliwon — malam keramat yang sarat makna mistik dalam budaya Jawa. Di sinilah ritual terakhir akan digelar, dan nyawa Citra dipertaruhkan dalam duel antara cahaya dan kegelapan.
“Film ini ingin menunjukkan bahwa ambisi manusia sering kali melahirkan kegelapan baru ketika tak dikendalikan oleh moral,” ujar Agus Riyanto dalam keterangan pers.
Berbeda dari film horor kebanyakan, Danyang Wingit Jumat Kliwon menawarkan pengalaman menonton yang dalam secara emosional. Nuansa wayang, pusaka, dan mitos danyang berpadu dengan drama psikologis, menciptakan horor yang bukan hanya menakutkan tapi juga reflektif.
Film ini juga diperkuat oleh Nathalie Holscher sebagai Putri Kusuma Ratih, serta Norma Cinta, Dimas Tedjo, Putri Maya Rumanti, Angga Wijaya, Keona Cinta, dan Bilqis Hafsa.
Dengan produksi yang matang dan narasi yang kuat, Danyang Wingit Jumat Kliwon bukan sekadar hiburan. Ia adalah cermin bagi ambisi manusia yang tak mengenal batas — dan harga mahal yang harus dibayar karenanya.
