Tuturpedia.com — Sengketa tanah Dago Elos berujung kerusuhan dan kekerasan aparat Polrestabes Bandung terhadap warga Dago Elos.
Dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/8/2023), kerusuhan ini bermula dari ditolaknya laporan warga tentang hasil akhir sidang sengketa tanah Dago Elos oleh Polrestabes Bandung.
Akhirnya, warga pun pulang dari kantor Polrestabes dengan kekecewaan. Sehingga, mereka memblokade Jalan Dago dengan api pada Selasa (15/8/2023).
Namun secara tiba-tiba, pada puku 22.50 di hari yang sama, sekelompok aparat kepolisian datang ke pemukiman warga dan menembakkan gas air mata yang dilontarkan tepat di barisan belakang warga. Barisan tersebut didominasi oleh perempuan dan anak-anak.
Bentrokan pun memanjang dari barisan belakang sampai ke depan, seiring dengan gas air mata yang terus dilemparkan secara beruntun.
Meskipun warga telah melakukan perlindungan diri dengan memblokade akses masuk pemukiman warga, aparat kepolisian terus merangsek masuk.
Rumah-rumah warga digeledah secara paksa. Aparat kepolisian juga meneriakkan kata-kata kasar sambil memasuki rumah warga secara paksa.
“Mereka mulai merangsek masuk secara brutal dengan paksa area-area warga. Seharusnya, itu kan, dilundungi Tapi malah masih bertindak brutal,” ucap Heri Pramono, pendamping hukum warga LBH Bandung.
Dikutip dari Aliansi Jurnalis Indonesian (AJI) Bandung, 2 wartawan juga menjadi korban kekerasan aparat kepolisian. Mereka adalah Awla Rajul dari media BandungBergerak.id dan Agung Eko Sutrisno dari Radar Bandung.
Kejadian ini menimbulkan luka secara fisik maupun psikis kepada warga Dago Elos. Beberapa anak mengalami luka-luka, seperti bibir berdarah dan kaki terluka karena terjepit oleh pintu akibat dobrakan aparat kepolisian.
Beberapa warga juga menderita batuk-batuk, sesak nafas dan muntah-muntah akibat keracunan gas air mata. Mereka juga mengalami trauma yang mendalam, takut mendengar teriakan dan tidak berani keluar rumah sepanjang malam.
Kejadian ini membuat masyarakat Indonesia mempertanyakan sikap aparat kepolisian yang melakukan kekerasan terhadap warga Dago Elos, yang justru lebih membutuhkan perlindungan hukum karena sengketa tanah tersebut. Netizen pun beramai-ramai memberikan dukungan kepada warga Dago Elos atas kejadian yang menimpa mereka.
Penulis: Ainusshoffa Rahmatiah
Editor: Redaksi Tuturpedia.com













