Tuturpedia.com – Dampak cuaca panas ekstrem yang terjadi saat peralihan musim ini mempengaruhi banyak orang di seluruh negeri, baik itu secara mental maupun fisik.
Selain berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan fisik seperti dehidrasi, cuaca panas ekstrem juga dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental.
Panas ekstrem dikaitkan dengan peningkatan iritabilitas dan gejala depresi. Hal ini juga dapat mempengaruhi perilaku, berkontribusi terhadap peningkatan agresi, menurunnya motivasi, dan meningkatkan kejadian kekerasan dalam rumah tangga hingga peningkatan penggunaan narkoba.
Dikutip dari laman Psychiatry, Jumat (3/5/24) penelitian juga mengaitkan suhu tinggi dengan masalah memori, perhatian, dan waktu reaksi.
Kesulitan tidur yang berhubungan dengan cuaca panas ekstrem dapat berkontribusi dan semakin memperburuk gejala kesehatan mental.
Lantas, bagaimana cuaca panas ekstrem dapat mempengaruhi kesehatan mental manusia? Yuk. simak penjelasannya di bawah ini!
Pengaruh Heat Stress dalam Kesehatan Mental
Heat stress atau stres panas mengacu pada ketidakmampuan tubuh mengatur suhu internal dan mendinginkan diri. Hal ini biasanya diakibatkan oleh paparan suhu panas dalam waktu lama, terutama jika melibatkan aktivitas fisik yang berat.
Suhu tinggi dapat meningkatkan ketidaknyamanan, mengganggu tidur, dan mengubah rutinitas sehari-hari, sehingga berpotensi menyebabkan peningkatan stres, kecemasan, dan bahkan gangguan kognitif jika tidak ditangani.
Gejala fisik ini dapat berdampak serius pada kesehatan mental. Pola tidur yang terganggu akibat cuaca panas dapat menyebabkan fluktuasi suasana hati dan memperburuk kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Dikutip dari jurnal Health Science Reports, heat stress berdampak besar pada sistem kardiovaskular dan aliran darah. Suhu yang tinggi memicu vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) untuk menghilangkan panas, sehingga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan gangguan sirkulasi.
Pada kondisi ini juga jantung akan bekerja lebih keras untuk menjaga aliran darah, sehingga berpotensi menyebabkan ketegangan. Jika seseorang mengalami dehidrasi akibat keringat berlebih, kondisi tersebut semakin mengentalkan darah, sehingga meningkatkan risiko pembekuan.
Stres panas juga memicu peningkatan detak jantung, sehingga meningkatkan kebutuhan jantung. Paparan yang terlalu lama dapat menyebabkan disfungsi endotel, mengganggu kesehatan pembuluh darah.
Interaksi rumit seperti ini menggarisbawahi pentingnya mengelola tekanan panas untuk menjaga kesehatan kardiovaskular dan menjaga aliran darah optimal.
Siapa Kelompok yang Rentan terkena Dampak Cuaca Panas Ekstrem?
Kelompok yang paling rentan terkena dampak cuaca panas dan kesehatan mental adalah orang-orang yang memiliki penyakit bawaan sebelumnya dan orang-orang yang menggunakan zat-zat seperti alkohol.
Dikutip dari laman BMC, orang yang sudah menderita stres atau kecemasan akan mengalami peningkatan serotonin. Jika orang menggunakan zat-zat tertentu, terutama alkohol, mereka harus lebih terhidrasi. Menggabungkan penggunaan narkoba dengan panas membutuhkan lebih banyak hidrasi.
Beberapa obat psikiatris, termasuk beberapa antidepresan dan antipsikotik, dapat memengaruhi cara tubuh seseorang mengatur suhu.
Meski begitu, setiap orang terutama orang-orang yang lebih rentan terhadap panas ekstrem.
Sangat penting untuk tetap terhidrasi dan melakukan tindakan pencegahan dalam kondisi panas ekstrem, serta melakukan pemeriksaan terhadap mereka yang mungkin lebih rentan terhadap kondisi panas ekstrem.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda