banner 728x250

Dampak Banjir Libya, Lebih dari 100 Orang Meninggal di Suriah

Imbas dari banjir di Libya, ratusan warga Suriah meninggal dunia. FOTO: Pexels.com/Documentaries Ly
Imbas dari banjir di Libya, ratusan warga Suriah meninggal dunia. FOTO: Pexels.com/Documentaries Ly
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Lebih dari 100 warga Suriah secara keseluruhan meninggal dalam banjir bandang yang juga menewaskan ribuan orang di kota timur Libya, Derna, minggu lalu.

Dilansir Tuturpedia.com dari laman AFP pada Selasa (19/9/2023), ribuan warga Suriah melarikan diri dari tanah air yang dilanda perang selama 12 tahun terakhir ini menuju Libya.

“Secara total, 112 orang Suriah tewas dalam banjir tersebut dan lebih dari 100 masih belum ditemukan,” kata Rami Abdel Rahman, yang memimpin pengamat perang Syrian Observatory for Human Rights.

Banjir ini telah menewaskan hampir 3.300 orang dan meninggalkan ribuan orang lainnya yang hilang ketika Libya dipenuhi luka-luka perang dilanda oleh Badai Daniel dengan kekuatan badai topan pada (10/9/2023).

“Saya kehilangan dua keponakan laki-laki, istri mereka, dan enam anak mereka, termasuk bayi berusia enam bulan,” kata pekerja konstruksi Suriah, Khaled Ali.

Keponakan-keponakan Hadi dan Mahmoud telah mencari perlindungan di Lebanon setelah perang di Suriah pecah pada 2011, tetapi mereka kemudian melarikan diri ke Libya setelah ekonomi negara mereka runtuh pada akhir 2019.

“Kami melarikan diri dari satu krisis ke krisis lainnya,” kata pria berusia 37 tahun itu yang berasal dari provinsi Daraa, tempat lahirnya pemberontakan Suriah pada 2011.

“Inilah nasib kita.” tambahnya. Dia mengidentifikasi jenazah keponakan-keponakannya dalam foto-foto yang diunggah di Facebook.

Keluarga-keluarga warga Suriah yang hilang dalam tragedi tersebut telah berbagi foto-foto kerabat mereka di grup-grup Facebook, meminta informasi tentang keberadaan mereka.

Ibrahim Qalaaji, yang tinggal di Damaskus, berusia 46 tahun, mengadakan pemakaman untuk delapan kerabat, termasuk saudara laki-lakinya, Mohammed, yang telah meninggal atau hilang dalam bencana itu.

“Seorang dokter di sana mengatakan kepada kami bahwa saudara saya dan istrinya telah meninggal, tetapi tidak ada jejak dari anggota keluarga yang lain,” katanya.

Saudara laki-laki yang masih hidup, Shadi, terbawa oleh arus banjir dari atap rumah dan berpegang pada menara masjid ketika air membawa jenazah-jenazah menuju ke arahnya.

Shadi kehilangan semua barang-barang miliknya, termasuk dokumen identifikasi, dalam bencana tersebut, kata Qalaaji.

“Ia tidak memiliki masa lalu, tidak memiliki masa kini, tidak memiliki masa depan.” ungkap Qalaaji.

Perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan mengungsi jutaan orang.***

Penulis: Muhamad Rifki

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses