Tuturpedia.com – Polisi dari Prefektur Tochigi di Jepang mengabarkan ada seorang pria Indonesia berusia 26 tahun yang meninggal dunia pada hari Kamis (25/1/2024).
Pria tersebut meninggal di sebuah rumah sakit saat menjadi tahanan polisi di Prefektur Tochigi karena diduga mengemudi tanpa SIM.
WNI tersebut dilarikan ke rumah sakit setelah seorang dokter yang berada di Kantor Polisi Sano melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
Namun, saat pemeriksaan berlangsung, polisi menemukan tahanan tersebut tidak dapat fokus dan mengalami pembengkakan di sekujur tubuhnya di hari Rabu (24/1/2024) sore.
Dikutip Tuturpedia dari laman Mainichi Japan pada Jumat (26/1/2024), WNI tersebut juga diketahui tidak bisa berjalan dan akhirnya meninggal sekitar pukul 02.50 di hari Kamis (25/1/2024).
WNI yang tidak disebutkan namanya ini ditangkap pihak kepolisian daerah setempat di negara Jepang pada bulan Oktober lalu.
Meskipun identitas lengkapnya belum diketahui, polisi setempat mengatakan jika WNI itu merupakan pekerja paruh waktu yang tinggal di daerah Prefektur Gunma, Jepang.
Menurut kepolisian, sejak penangkapan, tahanan tersebut memang telah mengeluhkan masalah kesehatan dan meminta untuk menemui dokter. Namun, berdasarkan pemeriksaan kesehatan, polisi tidak menganggap kondisinya memerlukan rawat inap.
Yoshinori Mimori, kepala kantor polisi, pada saat itu menuturkan jika timnya yakin bahwa mereka telah menangani situasi ini dengan tepat.
Kematian WNI Indonesia ini ternyata memantik komentar warganet di sebuah artikel dari Jepang Today, pada Jumat (26/1/2024).
Mereka mempertanyakan banyaknya tahanan yang meninggal saat masa penahanan dan mempertanyakan layanan kesehatan yang ada di penjara.
“Tidak, mereka tidak melakukannya. Bukankah polisi juga merupakan penyedia layanan kesehatan atau dokter profesional? Apakah tidak ada protokol yang harus diikuti dengan merujuknya ke dokter dan pemeriksaan lebih lanjut? Mereka memikul tanggung jawab atas kematiannya,” tulis @h**co*.
“Yang lainnya? Setidaknya orang tahu di mana kita harus menghindari agar tetap hidup. Tidak masalah apakah Anda bersalah atau tidak. Bulan lalu seorang pria Jepang meninggal di penjara Prefektur Saitama. Tahun lalu juga ada perempuan yang juga meninggal di tahanan. Pria Nepal juga meninggal, beberapa tahun lalu, dan yang ini di Nagoya juga,” tulis @s*k*r.
“Kepala kantor polisi mengatakan bahwa dia yakin polisi telah menangani situasi ini dengan TEPAT. Anda telah menahan pria itu sejak Oktober karena mengemudi tanpa SIM dan tidak memberikan perawatan medis yang layak yang menyebabkan pria tersebut kehilangan nyawanya dan Anda menyebut ini TEPAT?????????,” tulis @n*yel.
“Bagi yang diduga mengemudi tanpa SIM saat menjadi WNA, sanksinya adalah MATI. Jepang memerlukan gerakan FLM, Foreign Lives Matter yang kuat,” ujar @d*ag*n.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah