Tuturpedia.com – Di hari Minggu (30/6/2024) Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan kembali kabar miris mengenai pemberhentian operasi rumah sakit yang berada di daerah Gaza Utara.
Pihaknya menegaskan jika pemberhentian pengoperasian fasilitas kesehatan akan terjadi dalam 48 jam ke depan yang disebabkan oleh menipisnya persediaan bahan bakar.
Bukan hanya bahan bakar yang menipis, kementerian tersebut juga mengatakan jika pasokan penting lainnya seperti obat-obatan dan makanan juga makin menipis sebagai akibat dari pengetatan pembatasan di Jalur Gaza.
Terbatasnya bahan bakar untuk menjalankan generator di rumah sakit, pusat kesehatan, dan stasiun oksigen ini juga terjadi setelah kementerian telah berupaya sedemikian rupa untuk melakukan penghematan.
“Walaupun kementerian telah menerapkan langkah-langkah penghematan yang ketat untuk menghemat sisa stok selama mungkin, mengingat jumlah yang tersedia untuk operasi tidak mencukupi,” ujar Kementerian Kesehatan Gaza.
Atas kejadian ini, pihaknya mendesak berbagai organisasi internasional dan kemanusiaan yang relevan untuk segera melakukan intervensi dengan memasok bahan bakar yang diperlukan, serta generator listrik dan suku cadang yang diperlukan untuk pemeliharaan.
Sebab, saat ini warga sipil Palestina sangat bergantung dengan fasilitas kesehatan yang tersisa saat ini di Gaza.
“Jika bahan bakar tidak tersedia dalam beberapa jam, kami akan terpaksa mengumumkan penutupan satu-satunya rumah sakit di Gaza Utara, sehingga membahayakan nyawa pasien, termasuk anak-anak di bangsal anak,” ucap Hossam Abu Safiya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara.
Sementara itu, hingga saat ini Israel terlihat masih mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB dan proposal yang diterbitkan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden yang menuntut gencatan senjata sesegera mungkin.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengeklaim bahwa tidak akan ada perubahan dalam sikap pemerintahannya terhadap proposal gencatan senjata di Gaza yang didukung oleh Presiden AS, Joe Biden.
Pihaknya bersikeras akan tetap berjuang untuk melenyapkan Hamas dan mengembalikan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas. Sebaliknya, Hamas menegaskan gencatan senjata permanen menjadi syarat utama untuk setiap kemungkinan kesepakatan terkait pertukaran sandera.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.