Tuturpedia.com – BOB Downhill 2024 atau event sport tourism berkonsep lomba balap sepeda dengan pemandangan alam akan digelar di De’Loano Glamping Kawasan Borobudur Highland, Jawa Tengah pada 19 Mei 2024.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, event ini digelar oleh Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) dengan tujuan mempromosikan kawasan wisata terpadu “Borobudur Highland.”
Sebagai informasi, kawasan megaproyek Borobudur Highland saat ini masih dalam proses pembangunan, dan rencananya akan menjadi zona otorita yang diunggulkan di Borobudur.
“Event sports tourism memang sedang kita genjot. Dan ini adalah lomba balap sepeda dengan pemandangan alam yang luar biasa yang sangat diminati oleh atlet-atlet sepeda untuk berlomba baik dari tingkat nasional hingga internasional,” ujar Sandiaga di Jakarta, Senin (6/5/2024).
BOB Downhill tahun ini merupakan pelaksanaan yang ketiga kalinya setelah sebelumnya sukses dilakukan pada 2020 dan 2023.
Meski digelar kurang dari dua minggu lagi, tetapi pendaftaran BOB Downhill 2024 ini masih dibuka hingga 15 Mei 2024. Ditargetkan akan diikuti oleh ratusan peserta.
“Ditargetkan sebanyak 300 peserta dapat ikut serta dalam kegiatan ini,” ujar Direktur Pemasaran Pariwisata BOB, Harfiansa Bimatara.
Pastikan Keamanan Peserta
Panitia menjamin, pelaksanaan BOB Downhill 2024 akan mengutamakan faktor keamanan dan kenyamanan bagi para peserta.
Direktur Utama BOB, Agustin Peranginangin menjelaskan, penentuan track lomba melibatkan asesor dari Union Cycliste Internationale/Uni Sepeda Internasional serta mendapatkan dukungan dari Indonesia Cycling Federation (ICF).
Pelaksanaan BOB Downhill 2024 juga akan melibatkan potensi pariwisata warga sekitar, misalnya dengan memanfaatkan homestay di wilayah perlombaan.
“Dalam kegiatan ini kami juga melibatkan masyarakat sekitar karena di tempat ini kita ada desa wisata, dan salah satu desa wisata yang dekat dengan kita merupakan penerima penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), yakni Desa Widosari,” kata Agustin.
Lebih lanjut Agustin mengatakan, pihaknya juga telah berkolaborasi dengan pengurus desa wisata dan penggerak homestay agar dapat mempersiapkan fasilitas yang ada. Sehingga peserta nantinya, tidak hanya menggunakan tempat penginapan Glamping milik BOB, tapi juga melibatkan masyarakat sekitar.
“Kami ingin memastikan agar ada dampak langsung dari kegiatan ini ke ekonomi masyarakat sekitar. Nantinya para peserta tidak hanya akan mendapatkan kaus, tapi juga akan mendapatkan oleh-oleh dari produk-produk ekonomi kreatif desa sekitar zona otorita,” ujarnya.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Nurul Huda
