Tuturpedia.com – Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil belakangan menjadi sorotan lantaran cuitan lamanya di media sosial X yang kontroversi.
Dikutip Tuturpedia.com, Senin (26/8/2024), melalui akun X @ridwankamil, kala itu ia membuat cuitan mengenai karakteristik orang Jakarta yang dinilai tengil, gaul, dan sombong.
Tak lupa, ia juga menambahkan tagar #CityBranding dalam cuitannya itu. Hendak melaju jadi calon Gubenur DKI Jakarta, kontan saja twit lamanya itu banyak dihujat warganet.
“Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter org JKT,” cuit Ridwan Kamil pada 6 Juni 2011.
Usai cuitan itu dapat banyak komentar pedas hingga hujatan dari para pengguna X, ia pun segera memberikan klarifikasi.
Ia mengatakan jika cuitan lamanya itu ia buat sebelum menjadi pejabat publik. Ia juga menambahkan bahwa saat itu dirinya tak berbeda dengan netizen yang kerap mengekspresikan pendapat secara bebas.
“Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas,” jelasnya.
Mantan Wali Kota Bandung itu mengakui jika dirinya dahulu memang kerap memberikan kritikan pedas bahkan julid terhadap sesuatu.
“Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah bahkan julid,” lanjutnya.
Namun tak menyangka jika situasi di hidupnya berbalik, di mana dulu dia kerap mengkritik pejabat publik kini dirinya yang sering menjadi sasaran kritik.
Ia juga mengaku melihat perilaku netizen sebagai refleksi dirinya yang dulu kerap mengkritik dan menyindir di media sosial.
“Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari wali kota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar,” sambungnya.
Pria yang sering disapa Kang Emil itu pun mengakui perilakunya dulu yang sangat tidak bijak dan kurang literasi dan tidak sopan. Ia pun memohon maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersakiti dan tersindir atau cuitan lamanya itu.
“Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi,” ujarnya.
Mantan Gubernur Jawa Barat ini pun berharap dirinya bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya. Ia mengaku banyak belajar dari peristiwa ini.
“Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar. Saya tidak membela diri atau berusaha membenarkan. Itu memang saya yang dulu, saya yang kurang bijak. Semua orang pernah protes, tapi proseslah yang akan membuatnya sukses. Katanya masa lalu tidak akan mengubah masa depan, tapi sebaliknya. Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on,” pungkasnya.***
Penulis: Niawati
Editor: Annisaa Rahmah