Tuturpedia.com – Israel dinilai telah mencetak rekor baru dalam mengekspor pertahanan selama 2023, bahkan ketika invasi terus dilakukan oleh negara tersebut.
Dikutip dari laman Anadolu Ajansi, Selasa (18/6/24) direktur kerja sama pertahanan internasional, dari Kementerian Pertahanan dan Yair Kulas, Eyal Zamir membenarkan angka ekspor pertahanan yang memecahkan rekor sebesar $13,07 miliar pada tahun 2023.
Kementerian Pertahanan Israel pun mencatat jika sistem pertahanan rudal dan udara menyumbang 36% dari total ekspor di tahun tersebut.
Sementara itu, radar dan peperangan elektronik menyumbang 11%, stasiun senjata dan peluncur menyumbang 11%, pesawat berawak dan avionik menyumbang 9%, dan amunisi dan senjata menyumbang 8%.
Selain itu, pengawasan dan elektronik menyumbang 5%, kendaraan lapis baja dan pengangkut pasukan menyumbang 5%, sistem intelijen dan siber menyumbang 4%, kendaraan udara tak berawak menyumbang 4%, sistem komunikasi menyumbang 4%, satelit dan sistem luar angkasa menyumbang 2%, dan sistem angkatan laut menyumbang 1%.
Ekspor pertahanan Israel diketahui dikirimkan ke beberapa negara di dunia, seperti 48% ke Asia-Pasifik, 35% ke Eropa, 9% ke Amerika Utara, 4% ke Amerika Latin, 3% ke negara-negara Abraham Accord (Uni Emirat Arab dan Bahrain), dan juga 1% ke Afrika.
“Israel terus berhasil dalam kerja sama internasional dan ekspor pertahanan industri bahkan selama tahun yang ditandai dengan perang Gaza,” kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Hingga saat ini Israel masih terus mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Negara tersebut juga menghadapi berbagai kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza.
Kabar terbaru mengatakan jika Israel kini telah memiliki “kendali operasional” atas sekitar 70% kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Pengendalian wilayah tersebut dilakukan dimaksudkan untuk menyelesaikan kampanye militernya di wilayah tersebut dalam beberapa minggu.
Serangan Israel di berbagai daerah di Palestina telah menyebabkan lebih dari 37.300 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 85.000 lainnya terluka.
Sebagian besar wilayah di Palestina juga telah hancur akibat serangan Israel yang bertubi-tubi. Bukan hanya itu, blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan semakin memperparah kondisi warga sipil yang tengah berlindung di kamp pengungsian.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda