Tuturpedia.com – Laxman Narasimhan telah dipecat dari jabatan CEO Starbucks sejak Selasa, 13 Agustus 2024 kemarin. Menurut kabar yang beredar, pemecatannya dilandasi dengan kinerja yang buruk karena berusaha untuk menjaga keseimbangan kehidupan kerja dan tidak bekerja lebih dari jam 6 sore.
“Saya sangat disiplin soal keseimbangan. Jika ada sesuatu yang terjadi setelah jam 6 sore dan saya berada di kota, itu harus menjadi batasan yang cukup tinggi untuk menjauhkan saya dari keluarga,” kata Laxman.
Dikutip dari laman Livemint, Rabu (14/8/2024), Narasimhan mengambil alih kepemimpinan di Starbucks pada Maret 2023, menggantikan tugas Schultz sebagai CEO. Ia juga diketahui menjabat sebagai eksekutif PepsiCo dan juga menjabat sebagai CEO Reckitt, sebuah perusahaan kesehatan konsumen yang berbasis di Inggris.
Eksekutif asal India ini pada awalnya diangkat sebagai CEO Starbucks dimaksudkan untuk merancang inovasi pada rantai kopi terkemuka tersebut. Namun sejak itu, saham tersebut terus melemah, kehilangan hampir seperempat nilainya.
Kepergian mendadak Narasimhan dari pucuk pimpinan Starbucks Corp menambah rekor jumlah pemecatan CEO di perusahaan-perusahaan AS. Menurut data dari exchange.com, terhitung ada sebanyak 191 CEO yang yang telah meninggalkan perusahaan dan 74 lainnya dianggap dipecat atau dipaksa keluar.
Hingga saat ini, Starbucks tidak mengungkapkan rincian kepergian Narasimhan dan menolak untuk berkomentar tentang kabar yang beredar.
“CEO yang tidak berkinerja baik dalam lingkungan pasar yang berubah dengan cepat kini tampaknya digantikan dengan sangat ketat,” ucap Daniel Schauber, pendiri exchange.com, dalam sebuah wawancara pada Selasa (13/8/2024).
Starbucks telah mencatat penurunan penjualan yang sebanding selama dua kuartal berturut-turut dan sahamnya telah turun 20% tahun ini sebelum pergantian CEO.
Hal ini menyebabkan Starbucks mendapat tekanan dari para investor karena melemahnya sentimen konsumen dan kondisi pasar yang sulit, terutama di Tiongkok, yang berdampak besar pada pendapatan mereka.
Pergantian CEO ini merupakan upaya dari berbagai perusahaan di Amerika yang ingin membalikkan bisnisnya sambil menghadapi penurunan penjualan secara luas.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah