Tuturpedia.com – Pelatih tim wanita Kanada, Bev Priestman, dijatuhi larangan berpartisipasi dalam segala bentuk aktivitas yang berkaitan dengan sepak bola selama setahun.
Sanksi tersebut dijatuhkan kepada pelatih tim sepak bola wanita Kanada tersebut buntut dari skandal drone.
Tak hanya itu saja, Asosiasi Sepak Bola Kanada (CSA) juga memutuskan untuk mencopot Priestman dari posisi pelatih sampai Olimpiade 2024 berakhir setelah klaim adanya drone untuk memata-matai tim Selandia Baru saat sesi latihan mencuat.
Selain Priestman, Jasmine Mander yang menjabat sebagai asisten Priestman, plus Joseph Lombardi yang merupakan analis Federasi Sepak Bola Kanada, turut dipulangkan pekan lalu.
Pada hari Sabtu pekan lalu (27/7/2024), FIFA akhirnya merilis hukuman yang mereka jatuhkan kepada CSA, Priestman, Lombardi, dan Mander.
Berdasarkan pernyataan yang dirilis FIFA, ketiga nama tersebut dilarang mengikuti segala bentuk aktivitas yang berkaitan dengan sepak bola selama setahun. Tak hanya itu, Kanada juga dijatuhi sanksi pengurangan enam poin di gelaran Olimpiade 2024 kali ini plus denda sebesar 200.000 Franc Swiss (sekitar Rp3,7 miliar).
Melalui rilis resmi mereka, FIFA mengungkapkan bahwa CSA bertanggung jawab atas kegagalan dalam penerapan regulasi FIFA yang berdampak pada pelanggaran petugas mereka dengan menerbangkan drone di lokasi latihan.
“Ofisial (CSA) diketahui bertanggung jawab atas perilaku ofensif dan pelanggaran prinsip-prinsip fair play terkait dengan penggunaan drone tim perwakilan wanita CSA dalam cakupan OFT,” lanjut FIFA dalam pernyataan resmi mereka.
Yang lebih lagi, dugaan bahwa Kanada pernah menggunakan drone untuk mengintip persiapan lawan bahkan sejak sebelum Olimpiade 2024 digelar. Artinya, kasus ini bukan yang pertama kali terjadi, meskipun baru sekarang meledak menjadi skandal.
Hal tersebut diakui oleh pimpinan komite olimpiade Kanada (COC), David Shoemaker. Pada Jumat (26/7/2024) pekan lalu, ia mengungkapkan keyakinan bahwa Priestman tampaknya tahu soal insiden drone tersebut.***
Penulis: K Safira.
Editor: Annisaa Rahmah.















