Tuturpedia.com – Atletico Madrid resmi mendapatkan sanksi penutupan sebagian stadion untuk tiga pertandingan, plus denda sebesar 45.000 euro (lebih dari Rp766,3 juta) usai keributan di derby Madrid akhir pekan kemarin.
Dalam laga yang digelar di Metropolitano pada hari Minggu (29/9/2024) kemarin, sekelompok penggemar Atleti terlihat melempari berbagai benda ke arah lapangan dan kiper lawan, Thibaut Courtois.
Dari benda-benda yang dilempar penonton ke arah lapangan, terlihat ada pemantik api dan botol plastik.
Insiden pelemparan yang terjadi di babak kedua usai Eder Militao membawa Real Madrid unggul itu pun memaksa wasit menghentikan pertandingan sampai 20 menit.
Setelah kedua tim diizinkan wasit kembali ke lapangan dan pertandingan kembali bergulir, Atleti sukses memaksakan hasil imbang 1-1 usai gol balasan Angel Correa di waktu tambahan.
Atleti Masih Bisa Ajukan Banding
Dikutip Tuturpedia dari ESPN pada Kamis (3/10/2024), Federasi Sepak Bola Spanyol yakni RFEF, mengumumkan bahwa komite kompetisi mereka telah menjatuhkan sanksi berupa denda sekaligus penutupan area Fondo Sur untuk tiga laga berikutnya.
Fondo Sur sendiri merupakan area tribun yang pada derby Madrid kemarin jadi tempat di mana insiden pelemparan itu terjadi.
Atleti masih berhak untuk mengajukan banding atas putusan tersebut. Hanya saja, saat artikel ini ditulis pada Kamis (3/10/2024), belum ada kabar resmi apakah Rojiblancos akan melayangkan permohonan banding atau tidak.
Tindak Lanjut Atleti
Sebelumnya, pihak Atleti mengumumkan bahwa mereka sudah berhasil mengidentifikasi satu pelaku yang terlibat dalam insiden pelemparan tersebut dan masih bekerja sama dengan polisi untuk menemukan para pelaku lainnya.
Pelaku yang teridentifikasi itu mendapatkan sanksi berupa larangan masuk stadion yang berlaku secara permanen. Tak hanya itu saja, Atleti juga mengumumkan akan melakukan perubahan regulasi keamanan mereka.
Nantinya, para penonton dilarang mengenakan atribut yang dapat menyembunyikan wajah dan identitas mereka setelah insiden dalam derby Madrid kemarin menunjukkan adanya sejumlah pelaku yang memakai balaclava.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah