banner 728x250
Techno  

Bukan Hanya Sekali, Ini Dia Daftar Kasus Kebocoran Data Google!

Daftar kasus kebocoran data Google. FOTO: Pexels.com/Luca Sammarco
Daftar kasus kebocoran data Google. FOTO: Pexels.com/Luca Sammarco
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Menginjak usia 25 tahun, hingga saat ini Google telah melahirkan berbagai inovasi yang berdampak besar pada kehidupan manusia.

Meski demikian, Google juga seolah “akrab” dengan berbagai kontroversi maupun skandal.

Contohnya kasus kebocoran data. Pasalnya, Google memegang data-data penting penggunanya dalam jumlah yang tak sedikit.

Pada 2023 ini, Google pun masih dirundung kasus serupa terkait dengan kebocoran data pengguna Google Fi.

Kali ini, Tuturpedia.com telah merangkum daftar kasus kebocoran data dan pelanggaran privasi yang berkaitan dengan Google. Simak daftarnya berikut ini.

Skandal Kebocoran Data Google

Berikut kasus kebocoran dan pembobolan data yang dialami Google sejak tahun 2009 hingga 2023.

Juni-Desember 2009: Server Google Dibobol Hacker Cina

Pada tahun 2009, sekelompok hacker alias peretas yang bekerja untuk pemerintah Cina membobol server Google.

Tak hanya Google, berbagai perusahaan top Amerika Serikat lainnya juga jadi korban. Seperti Dow Chemical dan Yahoo.

Pembobolan ini disinyalir terjadi lewat serangkaian serangan spear phishing.

Dalam unggahan blog yang dibagikan pada Januari 2010, Google mengungkapkan bahwa tujuan dari serangan tersebut adalah untuk menggali informasi terkait para aktivis HAM Cina.

Laporan The Washington Post juga menunjukkan bahwa para peretas tersebut turut mengambil informasi tentang pengawasan aparat hukum AS terhadap agen rahasia Cina yang berada di sana.

September 2014: Password Jutaan Akun Gmail Bocor

Pada September 2014, nyaris 5 juta akun Gmail bocor dan dibagikan secara online. Data yang bocor termasuk alamat Gmail dan password.

Google mengklaim kalau sistem mereka tidak terkena dampak pasca kejadian tersebut. Bahkan mereka dengan cepat langsung meminta para pengguna yang terdampak untuk melakukan reset kata sandi.

September 2015: Malware BrainTest Menyerang Jutaan Perangkat Android

Setahun kemudian, para peneliti Checkpoint menemukan adanya aplikasi bernama BrainTest. 

Begitu ter-install di perangkat Android, aplikasi tersebut langsung menanamkan malware yang sulit dihapus. Padahal, aplikasi BrainTest tersedia di Google Play Store.

Begitu ketahuan, Google langsung menghapus aplikasi tersebut.

November 2016: Malware Gooligan Menyerang 1 Juta Perangkat Android

Serangan malware tak hanya berhenti di situ. Pada November 2016, Checkpoint kembali mendapatkan temukan adanya malware yang menginfeksi perangkat Android.

Pada saat ditemukan, malware bernama Gooligan tersebut telah menyerang 13.000 perangkat setiap harinya. 

Maret 2018: Total 500.000 Data Pengguna Google+ Bocor

Kasus kebocoran data ini bisa dibilang kasus terbesar yang menimpa Google hingga saat ini.

Terlebih karena Google rupanya bungkam meskipun tahu soal kebocoran data Google+ yang terjadi selama tiga tahun.

Meskipun keberadaan bug pada Google+ baru diketahui pada Maret 2018, nyatanya para pengembang pihak ketiga telah mendapatkan akses ke data pribadi pengguna Google+ sejak tahun 2015.

Bahkan ketika Google menemukan masalah tersebut, Google hanya memperbaikinya tanpa memberikan informasi transparan kepada para pengguna yang terdampak.

Sebuah memo internal yang mengungkapkan kebocoran data ini menyebutkan bahwa kasus tersebut akan membuat Google “jadi sorotan bersama, atau malah (jadi sorotan) alih-alih Facebook meskipun (selama ini) sudah tidak terdeteksi sepanjang skandal Cambridge Analytica.”

Kebenaran soal kasus ini baru terkuak ketika Wall Street Journal menulis beritanya pada Oktober 2018.

Begitu terbongkar, Google segera mengumumkan bahwa layanan Google+ akan ditutup di bulan Agustus 2019.

Meski demikian, Google+ diserang kasus serupa di bulan Desember 2018. 

Desember 2018: 52,5 Juta Data Pengguna Google+ Bocor

Ketika Google+ merilis update di bulan November 2018, update tersebut justru menciptakan API bug.

Mirisnya, bug tersebut justru jadi alasan bocornya 52,5 juta data akun Google+

Google sendiri langsung memperbaiki bug tersebut dalam waktu enam hari. Meski demikian, kasus ini jadi alasan penutupan layanan Google+ yang awalnya direncanakan pada Agustus 2019 menjadi April 2019.

Januari 2023: Pencurian Data Pelanggan Google Fi

Awal Januari 2023, seorang peretas sukses mencuri data pelanggan T-Mobile yang jumlahnya lebih dari 37 juta.

Data yang dicuri juga termasuk nomor telepon, alamat rumah, dan sebagainya.

Pada bulan yang sama, Google menginformasikan kepada para pelanggan Google Fi bahwa data-data mereka terdampak pada saat pembobolan terjadi.

Dalam peristiwa ini, sebenarnya Google bukanlah pihak yang diretas. Meskipun data Google Fi dicuri, layanan-layanan Google lainnya tidak terdampak sama sekali.***

Penulis: K Safira

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses