Tuturpedia.com – Ketika menyinggung peninggalan masa kerajaan Buddha di Indonesia, seringkali hanya nama besar Candi Borobudur yang disebut.
Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, tersebut memang begitu populer, baik di dalam maupun luar negeri serta telah memiliki status sebagai situs warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Padahal situs Buddhis terluas di negara ini berada di Pulau Sumatera, tepatnya pada tempat yang disebut sebagai Candi Muaro Jambi.
Tidak tanggung-tanggung, Kompleks Cagar Budaya Nasional (KCBN) yang secara administratif masuk ke wilayah Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, tersebut mencakup wilayah seluas 4.000 hektar.
Menurut buku Muaro Jambi: Dulu, Sekarang, dan Esok (2009) Candi Muaro Jambi merupakan peninggalan dari Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya yang digunakan pada abad ke 7-15 Masehi.
Komplek ibadah dan belajar agama Buddha ini dipercaya sebagai tempat yang dikunjungi oleh biksu I-Tsing dari Cina untuk mendalami teks agama.
Situs terdiri dari candi-candi dengan struktur batu bata kekuningan serta kolam buatan dan jaringan parit. Bentang alam seperti Sungai Batanghari yang dahulu menjadi jalur transportasi utama menuju Muaro Jambi.
Tutupan hutan juga menjadi bagian dari situs yang membentuk kesatuan antara budaya dan alam.
Kondisi Candi Muaro Jambi Saat Ini
Sayangnya kebesaran masa lalu tersebut belum familier di telinga masyarakat Indonesia. Karenanya, potensi KCBN Candi Muaro Jambi tengah dimaksimalkan melalui revitalisasi oleh pemerintah pusat serta pendirian museum dan sarana penunjang lainnya.
Museum yang nantinya berdiri di lahan seluas 10 hektar akan menaungi penemuan benda arkeologis. Selain sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan serta tempat ibadah Buddha, revitalisasi juga diarahkan pada pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi.
Sebagai seremonial peletakan batu utama, dilakukan upacara adat Tegak Tiang Tuo pada Rabu (5/6/2024). Dalam upacara pemasangan tiang pancang sebagai simbol dimulainya pembangunan tersebut para peserta mengenakan busana kebesaran sesuai adat Jambi.
“KCBN Muaro Jambi tidak hanya menjadi simbol keyakinan Buddha, tetapi juga pusat pendidikan dan destinasi spiritual. Berada di tengah keheningan dan keagungan situs ini, pengunjung diajak menyusuri jejak masa lalu dan memahami peran vitalnya dalam proses edukasi dan pembangunan peradaban,” sebut Hilmar Farid.
Pernyataan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tersebut dikutip Tuturpedia pada Jumat (21/6/2024) dari situs resmi Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi.***
Penulis: Fadillah Wiyoto
Editor: Nurul Huda