banner 728x250

Brigade Pangan Dapat Kucuran Dana 30 Triliun, Kementan Jelaskan Perhitungan Pendapatan 

Kementan gandeng TNI untuk realisasikan proyek brigade pangan. Foto: psp.pertanian.go.id
Kementan gandeng TNI untuk realisasikan proyek brigade pangan. Foto: psp.pertanian.go.id
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Kementerian Pertanian (Kementan) RI membentuk program “Brigade Pangan” untuk mendorong keterlibatan generasi muda di sektor pertanian dengan memanfaatkan teknologi modern dan menawarkan peluang ekonomi yang menjanjikan.

Program ini telah berjalan di Kalimantan, di mana Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan bahwa di Kalimantan Selatan telah terbentuk 155 brigade dengan lebih dari 2.000 anggota. Selain itu, pada tahun 2024, Kementan berhasil mengelola 350 ribu hektare lahan pertanian. Brigade pangan ini diharapkan membawa angin segar bagi sektor pertanian.

Ia menilai cara ini secara positif meningkatkan produktivitas pertanian dan di saat yang sama generasi muda mendapatkan peluang ekonomi yang menjanjikan.

Program brigade pangan adalah inisiatif yang digagas oleh Kementan untuk mendorong generasi muda agar aktif dalam sektor pertanian. 

Program ini bertujuan memanfaatkan teknologi modern guna meningkatkan produktivitas pertanian, membuka peluang ekonomi yang menjanjikan dan menciptakan regenerasi petani, mengingat banyaknya petani senior dan kurangnya minat generasi muda di bidang ini.

Kementan bersama TNI, Kementerian Pekerjaan Umum yang berkolaborasi dalam brigade swasembada pangan ini bakal beroperasi di 12 provinsi dengan wilayah optimalisasi lahan rawa (oplah), yaitu Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.

Nantinya, satu brigade yang terdiri dari 15 orang ini akan mengelola lahan seluas 200 hektare yang akan ditanami komoditas padi. Secara total, lahan yang akan digarap seluas 1,3 juta hektare di 12 provinsi di Indonesia.

Hingga kini diketahui telah ada 23 ribu orang pendaftar yang berminat bergabung dalam program ini. Kementan menyatakan penyerapan tenaga kerja dalam brigade ini pun akan dilakukan secara bertahap.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan untuk menjalankan program ini, Kementan mendapatkan kucuran anggaran sekitar Rp30 triliun.

Melalui laman resmi Kementerian Pertanian Indonesia, Senin (25/11/2024), Menteri Pertanian Amran mengatakan petani dari program brigade pangan akan mendapatkan Rp10 juta per bulan atau lebih. 

Jika dihitung melalui proses kerjanya, dengan produktivitas produktivitas rata-rata 5 ton per hektare dan asumsi harga gabah kering panen (GKP) Rp6.000 per kilogram, total produksi bisa mencapai 1.000 ton, menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp6 miliar.

Dari total pendapatan tersebut, biaya operasional yang diperlukan adalah Rp19 juta per hektare, atau total Rp3,8 miliar untuk lahan seluas 200 hektare. Dengan demikian, pendapatan bersih yang dihasilkan dari budi daya padi ini diperkirakan mencapai Rp2,2 miliar, yang kemudian akan dibagi antara brigade dan pemilik lahan.

Pembagian hasil dilakukan dengan skema 70:30, di mana 70% diberikan kepada brigade dan 30% kepada pemilik lahan. Selain itu, sebagian dari pendapatan brigade juga dialokasikan sebagai modal tanam untuk memastikan keberlanjutan kegiatan pertanian di masa depan.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah