Tuturpedia.com – Pada Selasa (2/1) kemarin, kabar BRICS secara resmi menyambut lima anggota baru, yaitu Mesir, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Ethiopia tersebar.
BRICS merupakan akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa. Kelompok BRICS yang beranggotakan lima negara ini menginginkan diri mereka sebagai juru bicara dari negara-negara berkembang.
Keanggotaan kelima negara baru tersebut mulai berlaku pada hari Senin (1/1). Hal ini menandai ekspansi yang signifikan untuk BRICS yang awalnya didirikan oleh Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Dikutip dari laman Daily News Egypt, Jumat (5/1/24) pada KTT Johannesburg pada bulan Agustus 2023 kemarin, secara resmi mengundang lima anggota baru untuk bergabung.
BRICS mengakui potensi ekonomi dan posisi strategis kelima negara tersebut di wilayah masing-masing.
Perluasan ini terjadi setelah meningkatnya permintaan anggota BRICS dalam beberapa tahun terakhir, hal ini mencerminkan semakin pentingnya dan semakin berpengaruhnya kelompok BRICS.
Atas bergabungnya 5 negara baru pada kelompok BRICS, Putin menyatakan keyakinannya bahwa aktivitas BRICS akan berdampak positif pada sistem internasional.
Ia juga yakin bahwa semakin banyak negara yang mencari alternatif dari “tatanan berbasis aturan” yang dipimpin AS.
Meskipun begitu, masih harus diamati bagaimana BRICS yang semakin luas ini akan membentuk dinamika ekonomi dan politik global di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, dibalik banyaknya negara yang ingin bergabung dengan BRICS, Indonesia masih mengkaji lebih dalam atas keputusan besar ini.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, berpendapat Indonesia tidak perlu terburu-buru untuk mengambil keputusan besar ini.
“Politik luar negeri kita selalu diperhitungkan dengan matang, tidak ada keputusan yang begitu saja dikeluarkan. Jadi, untuk saat ini Indonesia masih terus mempelajari keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan bergabung dalam BRICS,” kata Retno pada konferensi pers, Jakarta, Kamis (4/1).
Menurutnya, Indonesia sangat terbuka dengan kerja sama dengan berbagai negara dan kelompok selama kerjasama yang dijalin dapat saling menguntungkan.
Retno juga mengatakan, bahwa meskipun tidak bekerja sama dengan BRICS, ia menekankan bahwa hubungan kerja sama dengan negara yang ada di dalamnya masih terjalin dengan sangat baik.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda













