Tuturpedia.com – Hujan lebat yang disertai angin kencang terjadi sejak hari Selasa (12/3/2024) di Semarang, Jawa Tengah mengakibatkan beberapa wilayah di kota tersebut terendam banjir yang cukup parah.
Atas adanya banjir tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat genangan air tersebar hingga 30 kelurahan di 6 kecamatan.
Sementara itu, BPBD mencatat lebih rinci bahwa warga yang terdampak banjir di Semarang mencapai 158 ribu orang.
Selama banjir berlangsung di hari Rabu (14/3/2024) hingga Jumat (15/3/2024), BPBD terus melakukan evakuasi dan menyalurkan berbagai bantuan ke warga yang terdampak.
BPBD menginformasikan jika banjir di beberapa daerah di Semarang mulai berangsur surut. Hingga saat ini, tercatat tersisa 17 kelurahan yang masih terendam banjir.
BMKG Ungkap Penyebab Banjir Semarang
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati ada dua penyebab yang menjadikan banjir di Semarang menyebar luas.
Penyebab pertama, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganalisis adanya tiga bibit siklon tropis, yaitu bibit siklon tropis 91S, 94S, dan 93P. Ketiga bibit siklon ini diketahui berada di sekitar Samudra Hindia Selatan Jawa, Laut Timor, dan Laut Australia. Sehingga hal ini berpengaruh di wilayah Indonesia bagian selatan.
Kombinasi ketiga siklon tropis tersebutlah yang diperkirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat dan angin kencang. Potensi tersebut diketahui akan melanda 18 daerah selama sepekan atau setidaknya meningkat hingga Senin, 18 Maret 2024.
18 daerah tersebut, antara lain Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Penyebab kedua, Dwikorita menyampaikan jika saat ini telah terjadi penurunan muka tanah di Pulau Jawa yang memperparah cuaca dan iklim yang sedang memburuk.
Penurunan muka tanah yang paling terlihat di Pulau Jawa ada di Kota Semarang, Pekalongan, dan Demak. Ketiga daerah tersebut mengalami penurunan sebanyak 10 sentimeter per tahun dan sudah mengalami penurunan selama 10 tahun terakhir.
BMKG menekankan jika hasil analisis tersebut bisa digunakan oleh pemerintah terkait, agar bisa menata solusi mengenai kerentanan bencana banjir bisa diminimalisasi dan dampaknya tidak meluas.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.