Tuturpedia.com – Beredar kabar tentang kebocoran data paspor di Indonesia yang dikaitkan dengan Bjorka, seorang peretas yang diduga menjual data pribadi dari 34 juta pemegang paspor Indonesia dengan harga murah melalui situs gelap atau dark web.
Informasi mengenai kebocoran data paspor ini pertama kali diungkapkan oleh Pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, melalui akun Twitter pribadinya.
“Bagi yang memiliki paspor, selamat karena baru saja terjadi kebocoran data 34 juta paspor yang kemudian dijual. Data yang bocor mencakup nomor paspor, tanggal berlaku paspor, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, dan lainnya. Apa yang telah dilakukan oleh @kemkominfo dan @BSSN_RI selama ini?” tulis Teguh di Twitter-nya.
@teguh apriyanto via akun twitter
Teguh melanjutkan bahwa pelaku juga memberikan sampel satu juta data melalui portal tersebut. “Data yang diberikan sebagai sampel terlihat valid jika dilihat dari timestamp yang mencakup periode tahun 2009 hingga 2020,” tambahnya.
Teguh menyebut bahwa Bjorka yang muncul kali ini kemungkinan masih sama dengan Bjorka yang sebelumnya mencuri perhatian publik pada pertengahan 2022 melalui serangkaian tindakan kebocoran datanya, meskipun identitasnya belum diketahui dengan pasti.
Data paspor yang bocor diunggah di blogbjork.ai. Alamat blog ini sebelumnya tidak pernah diungkap oleh Bjorka dalam aksi-aksinya pada tahun 2022, baik melalui Telegram, akun BreachForums, maupun Twitter-nya. Data paspor tersebut dihargai sebesar USD 10 ribu atau sekitar Rp 150 juta.
@stealthmole_int via akun twitter
Menanggapi hal ini, Bjorka juga mengakui bahwa dirinya memiliki hampir 35 juta data paspor masyarakat Indonesia. “Semua paspor Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia,” tulis Bjorka dalam saluran Telegram.
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Silmy Karim, menanggapi hal ini dengan menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan. Dia menyebutkan bahwa pusat data atau data center Imigrasi disimpan di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
“Yang pasti, pusat data imigrasi saat ini menggunakan Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Kominfo,” ujarnya melalui keterangan tertulis.
Meskipun tidak memberikan rincian secara detail, Silmy menyebut bahwa Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sedang melakukan penelusuran. Sampai berita ini ditulis, baik Kemenkominfo maupun BSSN belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan kebocoran data paspor milik warga Indonesia.
Penulis : Imo Pokawa
Editor : Rain Darling