banner 728x250

Bimbingan Belajar Online Merugi karena ChatGPT, Ini Cara Mereka Mengatasinya!

Bimbel online Chegg di ambang kebangkrutan, ini cara mereka mengatasinya atas kehadiran ChatGPT. Foto: freepik.com/freepik
Bimbel online Chegg di ambang kebangkrutan, ini cara mereka mengatasinya atas kehadiran ChatGPT. Foto: freepik.com/freepik
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Perusahaan penyewaan buku dan bimbingan belajar daring (online) asal Amerika Serikat, Chegg tengah berada di ambang kebangkrutan karena hadirnya ChatGPT

Sejak tahun 2023, CEO Chegg, Dan Rosensweig secara terang-terangan telah mengisyaratkan meningkatnya popularitas chatbot viral ChatGPT yang menekan pertumbuhan pelanggannya dan mendorongnya untuk menangguhkan prospek setahun penuhnya.

Saham Chegg terpantau turun drastis hingga 99% sejak mencapai titik tertingginya pada tahun 2021, sehingga nilainya turun $14,5 miliar. Perusahaan tersebut juga telah kehilangan setengah juta pelanggan berbayarnya yang menyebabkan pendapatan terus menurun dari kuartal ke kuartal.

Kondisi ini meningkatkan keraguan jika nantinya perusahaan tersebut akan mampu terus membayar utangnya.

“Sejak Maret, kami melihat lonjakan signifikan minat siswa terhadap ChatGPT. Kami sekarang yakin hal itu berdampak pada tingkat pertumbuhan pelanggan baru kami,” kata CEO Chegg Dan Rosensweig, dikutip dari Reuters, Kamis (14/11/2024).

Chegg berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2005 di Kota Santa Clara, California, oleh empat orang mahasiswa dari Iowa, yaitu Dan Rosensweig, Osman Rashid, Aayush Phumbhra, dan Hemant Bhardwaj.

Awalnya, Chegg berfokus pada penyewaan buku teks untuk mahasiswa, tetapi seiring berjalannya waktu, Chegg berkembang menjadi platform pendidikan yang menyediakan berbagai layanan seperti bimbingan belajar online, jawaban soal, dan alat bantu belajar lainnya. 

Namun, kehadiran ChatGPT makin menggoyahkan perusahaan tersebut. Chegg selama bertahun-tahun membayar ribuan kontraktor untuk menulis jawaban atas pertanyaan di setiap subjek utama para penggunanya. 

Di sisi lain, ChatGPT telah menguasai hampir seluruh internet dan kemungkinan telah melihat semua pertanyaan sejarah yang mungkin diajukan oleh para penggunanya.

Upaya Chegg Membalikkan Keadaan

Dilansir dari laman Gizmodo, meskipun Chegg telah membangun produk AI-nya sendiri, perusahaan tersebut berjuang untuk meyakinkan pelanggan dan investor bahwa perusahaan itu masih memiliki nilai di pasar yang dijungkirbalikkan oleh ChatGPT.

Meski sudah meramu berbagai upaya untuk membalikkan keadaan mereka, faktanya survei mahasiswa oleh bank investasi Needham menemukan 30% bermaksud menggunakan Chegg semester ini, turun dari 38% pada musim semi dan 62% berencana menggunakan ChatGPT, naik dari 43%.

“Gratis, instan dan kamu tidak perlu khawatir apakah masalahnya ada atau tidak,” ujar Jonah Tang, kandidat MBA di Point Loma Nazarene University di San Diego, tentang keuntungan menggunakan ChatGPT untuk bantuan pekerjaan rumah daripada Chegg.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah