banner 728x250
Health  

Bikin Geger Sejumlah Negara, Kemenkes Sebut Covid-19 Varian JN.1 Sudah Masuk ke Indonesia, Apa Saja Gejalanya?

Kemenkes RI sebut Covid-19 Varian JN.1 sudah masuk ke Indonesia. Foto: Freepik/Drazen Zigic
Kemenkes RI sebut Covid-19 Varian JN.1 sudah masuk ke Indonesia. Foto: Freepik/Drazen Zigic
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Beberapa negara terus mengalami kenaikan angka kasus Covid-19 mendekati Nataru, termasuk salah satunya adalah negara tetangga, Singapura yang bahkan mengalami peningkatan hingga lebih dari 60 persen. 

Peningkatan kasus tersebut ternyata disebabkan oleh adanya varian baru yang disebut Covid-19 varian JN.1.

Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber, Rabu (20/12/2023), tak hanya di Singapura, Covid-19 varian JN.1 ini juga menjadi penyebab menyebarnya infeksi di beberapa negara lain, seperti di Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir. 

Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memberikan peringatan akan kemunculan varian Covid-19 JN.1 ini yang memang mengalami lonjakan di beberapa negara.

WHO juga menyebutkan jika virus Covid-19 terus saja berevolusi dan menyebar di berbagai negara. 

Menurut Maria Van Kerkhove selaku WHO Technical Lead menyebutkan jika Covid-19 menjadi salah satu penyakit yang saat ini kembali meningkat kasusnya.

Ada beberapa faktor penyebab peningkatan dari kasus tersebut. Salah satunya adalah virus yang terus berevolusi dan berubah di berbagai belahan dunia. 

“Dan ini lagi-lagi disebabkan oleh sejumlah faktor, yakni virus SARS-CoV-2 berevolusi, berubah, dan beredar di semua negara,” kata Maria dalam unggahan video di Instagram WHO.

Terkait terjadinya peningkatan kasus tersebut, Maria memberikan peringatan pada sejumlah negara untuk bersiap dengan adanya ancaman dari varian baru Covid-19 keturunan JN.1.

Varian ini merupakan sub keturunan dari BA.2.86. Sedangkan strain ini merupakan sub garis dari keturunan virus yang muncul pada awal tahun 2023, yaitu varian XBB yang menjadi 68 persen penyebab dari semua kasus di seluruh dunia. 

“Di beberapa negara, kita memiliki subgalur XBB ini, dan mereka mewakili sekitar 68 persen atau lebih dari sekuens yang dibagikan secara global,” ujar Maria.⁣

Di Indonesia sub varian Covid-19 JN.1 ternyata sudah terdeteksi di Jakarta Selatan pada 11 November 2023, Jakarta Timur pada 23 November 2023 dan Batam pada 13 Desember 2023. 

Gejala Covid-19 Varian JN.1 

Seperti yang diketahui jika varian JN.1 ini menimbulkan kekhawatiran di sejumlah negara lantaran pertumbuhannya yang cepat dan banyak bermutasi.

Di Amerika Serikat saja, varian Covid-19 ini menyumbang lebih dari seperlima kasus infeksi yang terjadi.

Meskipun temuan varian baru dari Covid ini sudah terdeteksi di Indonesia, tetapi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi mengatakan bahwa situasi masih aman terkendali. 

Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kasus, kebutuhan ruang inap serta jumlah pasien yang memerlukan perawatan intensif di unit perawatan intensif atau ICU.

Sementara itu, tingkat kebutuhan ruang ICU masih rendah sehingga menandakan bahwa varian JN.1 belum menyebabkan kondisi kritis. 

Sejauh ini berdasarkan pada pasien yang menderita Covid 19 JN.1, gejala yang ditunjukan oleh penderita tidak terlalu berbeda dengan varian lainnya dan masih termasuk dalam gejala ringan. 

Beberapa gejala yang ditunjukan penderita varian Covid 19 JN.1 sendiri meliputi batuk, hidung meler, nyeri otot, sakit kepala, hilang indera perasa atau bau, demam, kelelahan, sesak napas, gejala gastrointestinal, dan Brain fog atau merasa kurang terjaga atau sadar. 

Imbauan dari Kemenkes 

Menanggapi terjadinya kenaikan kasus Covid-19, Kemenkes sendiri sudah membuat surat edaran kepada pemerintah daerah agar memperhatikan serta memastikan kesiapan fasilitas kesehatan atau faskes dalam menyiapkan obat-obatan, tenaga kesehatan maupun logistik. 

Selain itu, Kemenkes juga memberi imbauan kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan berupa memakai masker di ruang terbuka, sering mencuci tangan serta mengurangi mobilitas yang tak penting. 

Tak hanya itu saja, masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster diminta untuk segera mengunjungi faskes terdekat untuk divaksinasi.*** 

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses