Jakarta, Tuturpedia.com — Presiden Prabowo Subianto buka suara terkait adanya kasus keracunan makanan dalam program andalan pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG). Prabowo mengakui insiden tersebut memang terjadi, namun jumlahnya disebut sangat kecil dibandingkan dengan total makanan yang sudah dibagikan.
Menurut pernyataannya, tingkat kesalahan dalam pelaksanaan program MBG, termasuk penyimpangan, kekurangan, hingga keracunan, hanya sebesar 0,00017 persen dari seluruh distribusi makanan.
“Ada keracunan memang, itu tidak bisa dipungkiri. Tetapi kalau dilihat dari jumlah penerima, tingkat kesalahan itu hanya 0,00017 persen,” ujar Prabowo, dikutip Senin (29/9/2025).
Jika dihitung dari sekitar 30 juta penerima manfaat, angka tersebut setara dengan kurang lebih 51 kasus keracunan makanan.
Laporan Badan Gizi Nasional: 4.711 Penerima Terdampak
Data berbeda dipaparkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Lembaga ini mencatat sejak 6 Januari hingga 22 September 2025, terdapat 4.711 penerima program MBG yang mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi makanan dari dapur MBG.
Sebagian besar kasus ditemukan pada anak-anak, dengan sebaran wilayah sebagai berikut:
– Wilayah II: 2.606 kasus
– Wilayah I: 1.281 kasus
– Wilayah III: 824 kasus
Pemerintah Janjikan Perbaikan Sistem
Prabowo menekankan bahwa pemerintah tidak tinggal diam menghadapi persoalan ini. Ia mengakui adanya penyimpangan sistemik dalam pelaksanaan MBG, sehingga perlu dilakukan penertiban dan perbaikan menyeluruh.
“Kita harus berani akui ada kekurangan dalam sistem. Tugas kita adalah memperbaiki dan memastikan hal ini tidak terulang,” tegasnya.
Pemerintah akan melakukan langkah-langkah perbaikan, antara lain:
– Menertibkan seluruh Dapur Umum MBG atau unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
– Mewajibkan setiap dapur memiliki SOP kebersihan dan peralatan pencuci modern.
– Menggunakan test kit untuk mendeteksi kandungan berbahaya dalam makanan sebelum didistribusikan.
Program Strategis Tetap Jalan
Meski diterpa kritik, Prabowo memastikan program MBG akan terus berjalan karena dinilai memiliki dampak besar terhadap peningkatan gizi masyarakat, terutama anak-anak sekolah.
“Tujuan utama program ini adalah memastikan anak-anak kita sehat, cerdas, dan tidak ada yang kekurangan gizi. Itu prioritas saya,” pungkas Prabowo.
Penulis: Permadani T. || Editor: Permadani T.