Jakarta, Tuturpedia.com – Kota Semarang menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang masuk dalam nominasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award 2024 di Istana Negara Jakarta, pada Jumat (14/6/2024).
TPID Award 2024 adalah ajang pemberian penghargaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Bagi wilayah Jawa-Bali, Jawa Tengah berhasil menjadi juara 1. Sementara juara 1 untuk kabupaten/kota pantauan IHK terbaik diraih oleh Kota Madiun. Kemudian Juara 1 kabupaten/kota non IHK terbaik diraih Kabupaten Kebumen.
Walaupun belum memperoleh juara 1, tetapi Kota Semarang menjadi satu-satunya kota besar di Indonesia yang masuk ke dalam nominasi 3 besar TPID Award 2024.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berterima kasih atas kinerja baik jajaran OPD hingga masuk dalam tiga besar TPID Award di wilayah Jawa-Bali.
“Kami adalah satu-satunya kota besar yang menjadi nominasi dari TPID ini,” ucap Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang, Hevearita usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Istana Negara Jakarta.
Berdasarkan keterangan Mbak Ita, Kota Semarang kali ini menjadi salah satu nominasi TPID kabupaten kota berkinerja baik kawasan Jawa-Bali.
“Kami matur nuwun kepada teman teman semua yang tidak patah semangat dan tentunya menjadi motivasi insyaallah yang terbaik untuk tahun depan,” ungkapnya.
Mbak Ita mengatakan, dalam Rakornas Pengendalian Inflasi ada beberapa arahan yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Arahan dari Bapak Presiden, untuk mengantisipasi kekeringan yang terjadi pada tahun 2050 mendatang. Dari kekeringan itu, bisa memberikan dampak pada 500 juta petani-petani kecil di Indonesia. Sehingga diharapkan kita harus melakukan inovasi-inovasi, di antaranya adalah smart farming,” jelasnya.
Meskipun Semarang merupakan kota metropolitan, namun pemerintah kota melakukan pemaksimalan terhadap pemanfaatan lahan. Termasuk pemanfaatan teknologi pertanian dengan inovasi-inovasi berbasis digitalisasi.
Salah satunya kerja sama dengan BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) di sektor pertanian. Di Balai Benih Pertanian, BRIN bekerja sama dengan dinas untuk mengaplikasikan teknologi hasil risetnya.
“Jadi dengan memakai teknologi-teknologi, dengan inovasi inovasi berbasis digitalisasi,” lanjut Mbak Ita.
Arahan berikutnya, lanjutnya, yaitu mempersiapkan sumber air bagi pertanian. Caranya dengan menyiapkan pompa-pompa air di daerah atau wilayah yang produktivitas pertaniannya tinggi.
Mbak Ita mengimbuhi, bahwa sungai selain sebagai sumber air baku yang dikonsumsi masyarakat, juga dapat dimanfaatkan untuk membantu pertanian.
“Baik dari sungai besar, sungai kecil maupun sungai sedang untuk dialirkan ke daerah-daerah pertanian. Harapannya bisa membantu sektor pertanian agar tetap daulat pangan, sehingga inflasi akan tetap terjaga,” paparnya.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko.
Editor: Annisaa Rahmah.