Tuturpedia.com – Belum seminggu ditayangkan di bioskop, Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur sama-sama mendulang kesuksesan dengan meraih lebih dari satu juta penonton dari seluruh Indonesia.
Badarawuhi di Desa Penari yang merupakan prekuel dari KKN di Desa Penari (2022) mengumumkan perolehan lebih dari 1.600.000 penonton lewat akun Instagram resmi @kknmovie pada Senin (15/4/2024).
Menyusul dengan angka yang tak kalah fantastis, Siksa Kubur mewartakan jumlah penonton melalui Instagram @siksakubur.movie yang telah menembus angka 1.020.981 pada hari yang sama.
Jumlah tersebut membuat keduanya masuk dalam daftar 10 film Indonesia dengan penonton terbanyak di minggu pembuka (opening week).
Badarawuhi di Desa Penari yang berada di urutan kesembilan dan disusul oleh Siksa Kubur, menggeser film komedi-horor Agak Laen (2024) besutan produser Ernest Prakasa dari peringkat 10 besar.
Namun, angka tersebut masih jauh untuk menyaingi Dilan 1991 (2019) yang berada di peringkat pertama dengan menarik 2.647.773 penonton di pekan pertama penayangan.
Besarnya jumlah penonton tidak terlepas dari pemilihan waktu tayang yang bertepatan pada momen Lebaran. Banyaknya waktu senggang dari hari libur dan cuti bersama membuat banyak orang datang ke bioskop bersama teman dan keluarga.
Nama besar Joko Anwar dan Kimo Stamboel sebagai sutradara film horor juga ikut menambah daya tarik bagi penonton.
Khusus untuk Badarawuhi di Desa Penari, kesuksesan tidak terlepas dari kepopuleran KKN di Desa Penari yang hingga saat ini memegang rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa. Ceritanya diangkat dari utas Twitter yang ditulis oleh SimpleMan.
Tidak hanya mengincar pasar dalam negeri, film pertama di Asia Tenggara dengan standar kamera IMAX tersebut juga direncanakan tayang di Amerika Serikat mulai 26 April 2024.
Badarawuhi di Desa Penari berkisah tentang Mila (Maudy Effrosina) yang datang ke Desa Penari bersama tiga temannya untuk menyembuhkan penyakit sang ibu.
Mila rupanya sudah diincar sebagai dawuh atau penari oleh sosok lelembut bernama Badarawuhi (Aulia Sarah). Alur waktunya terjadi bertahun-tahun sebelum kisah KKN di Desa Penari dimulai.
Jika film Badarawuhi menggunakan latar budaya Jawa yang kental, Siksa Kubur mengambil komponen religi dari kepercayaan mengenai siksa kubur dalam ajaran Islam.
Film berpusat pada sosok Sita (Faradina Mufti) yang menjadi pesimis terhadap agama setelah kedua orang tuanya (Fachry Albar & Happy Salma) tewas oleh bom bunuh diri.
Sita dengan bantuan kakaknya (Reza Rahardian) kemudian ingin membuktikan kebenaran agama melalui siksa kubur. Caranya dengan masuk ke liang lahat untuk merekam jenazah manusia yang paling berdosa disiksa setelah kematian.***
Penulis: Fadillah Wiyoto
Editor: Nurul Huda