Indeks

Berikut Reaksi PDIP dan Golkar soal Pernyataan Ma’ruf Amin yang Sebut Ingin Jadi Anak Presiden 

Ma’ruf Amin mengatakan ingin terlahir sebagai anak presiden jika bisa memilih. Foto: instagram.com/kyai_marufamin
Ma’ruf Amin mengatakan ingin terlahir sebagai anak presiden jika bisa memilih. Foto: instagram.com/kyai_marufamin

Tuturpedia.com – Beredar sebuah video yang memperlihatkan Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin menyampaikan candaan soal dirinya yang ingin menjadi anak presiden. 

Dikutip Tuturpedia.com, Sabtu (1/5/2024), kontan saja candaan yang disampaikan tersebut mengundang banyak tafsir dan reaksi dari berbagai pihak. 

Diketahui bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Ma’ruf Amin itu dilontarkan saat dirinya membuka Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI di Sungailiat Kabupaten Bangka, Bangka Belitung.

Saat itu, ia menyampaikan sambutan dan mengatakan bahwa manusia tidak bisa memilih lahir dengan status tertentu. 

“Sudah takdirnya manusia tak bisa memilih lahir dengan status tertentu. Kita lahir di mana? Kita engak bisa milih,” kata Ma’ruf Amin. 

Ia menyebutkan bahwa semua orang tidak bisa memilih dilahirkan dari kedua orang tua yang seperti apa. Kemudian dia berkelakar bahwa jika bisa memilih ia pun ingin dilahirkan sebagai anak presiden. 

“Orang tidak bisa milih siapa bapaknya, siapa ibunya. Apa bisa milih? Kalau bisa memilih, saya pengen jadi anak presiden,” lanjutnya.

Adapun beberapa pihak yang memberikan respons di antaranya ialah Partai Golkar. Menurut Politikus Partai Golkar, Bobby Adhityo Rizaldi, jika pernyataan yang disampaikan oleh Wakil Presiden itu merupakan biasa saja. 

“Biasa saja itu, kalau diteruskan lengkap kan ada, putih atau hitam, milih jadi cakep dan seterusnya. Maksud beliau, manusia kalau bisa milih dilahirkan menjadi apa, bagaimana, pasti maunya istimewa,” ujar Bobby, Jumat (31/5/2024).

Menurutnya pemilihan diksi anak presiden pun biasa saja karena banyak yang menganggap bahwa menjadi anak presiden akan dipandang terhormat. 

“Termasuk diksi anak presiden dianggap istimewa, ini biasa saja. Presiden kan dianggap pemimpin bangsa, terhormat dan penuh kemuliaan sebagai manusia,” tuturnya.

Sementara itu, berbeda dengan Golkar, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto justru menganggap bahwa pernyataan Wapres Ma’ruf Amin merupakan bentuk dari sindiran. 

“Itu merupakan sindiran ya,” terang Hasto.

Hasto justru mengeklaim bahwa kemungkinan publik pasti mengetahui maksud yang ditujukan dari pernyataan Ma’ruf Amin itu. 

“Ya semua pahamlah, apa yang disampaikan oleh Pak Wapres, Pak Haji Ma’ruf Amin, yaitu kalau kita sebagai bangsa Timur sangat memahami pernyataan tersebut, ya, itu sudah tahu mana yang ditujukan dari pernyataan Kiai Ma’ruf,” ungkapnya.***

Penulis: Niawati.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version