banner 728x250
News  

Berhasil Turunkan Angka Stunting, Dinkes Blora Ajak Warga untuk Tidak Nikahkan Anak yang Masih di Bawah 19 Tahun

TUTURPEDIA - Berhasil Turunkan Angka Stunting, Dinkes Blora Ajak Warga untuk Tidak Nikahkan Anak yang Masih di Bawah 19 Tahun
Kepala Dinkes Blora, Edy Widayat. Foto: Tuturpedia/Lilik Yuliantoro.
banner 120x600
banner 468x60

Jateng, Tuturpedia.com – Kabupaten Blora, Jawa Tengah, telah menyaksikan penurunan yang signifikan dalam angka stunting, sebuah perkembangan yang sangat positif dan menarik.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Edy Widayat, penurunan ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan anak-anak di wilayah tersebut.

Stunting, yang merupakan kondisi ketika anak-anak tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan, dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi kesehatan dan perkembangan anak-anak. 

Namun, dengan inisiatif dan upaya dari pemerintah, serta peran masyarakat, Kabupaten Blora telah berhasil mengurangi angka stunting, dan ini menunjukkan bahwa upaya-upaya ini telah berhasil.

“Tahun 2022 kita posisi di 25,8 %. Saat ini 2023 pada posisi 21,2% menurut Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), tetapi kalau versi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) itu fakta nyata hasil penimbangan serentak, Blora pada posisi 6,7%,” ucapnya, Jumat (31/5/2024).

Edy Widayat menyebutkan, pihaknya akan terus bekerja untuk memastikan semua anak di wilayah Blora bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Lebih lanjut, pihaknya juga tak menampik jika tingginya stunting diakibatkan maraknya pernikahan dini pada remaja dan ibu hamil yang kekurangan gizi, maupun anemia. Maka dari itu, Dinkes Blora pun mengajak stakeholder serta masyarakat untuk menyikapi hal ini.

“Remaja yang nikah dibawah umur di Blora ini kan cukup tinggi. Sehingga perlu kita sikapi, pahami, serta mengajak kepada seluruh masyarakat, terutama yang memiliki anak remaja putri untuk tidak dinikahkan sebelum usia 19 tahun,” ungkapnya.

Dia menyebutkan, sebabnya adalah rahim masih belum siap untuk mengandung janin sehingga bisa mengakibatkan tidak normal pada tumbuh dan kembang anak.

“Bahkan, remaja putri yang anemia atau kurang darah, dapat menyebabkan kalau dia hamil akan bisa berpotensi untuk melahirkan anak stunting,” ungkapnya.

Maka dari itu, pihaknya pun memberikan pesan kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama untuk memahami hal ini.

“Jadi, sekali lagi stunting tidak tiba tiba. Yuk mari masyarakat semuanya memahami itu semua, mulai dari remaja putri persiapan nikah terus kehamilan. Insyaallah itu berjalan dengan baik, tentu akan menghasilkan dan melahirkan generasi ke generasi yang baik,” tandasnya.***

Adv Dinkominfo Blora

Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro

Editor: Nurul Huda