Jateng, Tuturpedia.com – Upaya yang dilakukan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Blora, Jawa Tengah patut diacungi jempol.
Bagaimana tidak? Pasalnya, demi peningkatan layanan perizinan bagi masyarakat dan khususnya pelaku UMKM, rela jemput bola.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas DPMPTSP Kabaupaten Blora Bondan Arsiyanti melalui Koordinator PTSP perizinan Wahyu Mardi Utomo, saat ditemui awak media pada Selasa (5/12/2023) di Mal pelayanan publik, di wilayah jalan Blora-Cepu.
Menurut Wahyu, sapaan akrabnya, hasil dari upaya jemput bola yang dilakukan DPMPTSP tersebut termasuk luar biasa untuk Kabupaten Blora.
“Alhamdulillah terkait perizinan, melalui Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko melalui Sistem Online Single Submission (OSS) saat ini Kabupaten Blora semakin hari semakin maju, terutama untuk UMKM, setengahnya sudah naik kelas. Dalam arti, yang mereka dulu-dulu itu trauma ataupun takut tentang izin, sekarang sudah tidak lagi. Karena sangat mudah,” ucapnya.
Dia menyebutkan bahwa syarat untuk melakukan perizinan pun termasuk mudah. Bagi masyarakat yang sudah memiliki dokumen KTP, nomor induk berusaha (NIB) dan lainnya sudah bisa mengurusnya sendiri.
“Bisa kita mendampingi untuk proses perizinannya, kita siap mendampingi, bahkan sampai Desa-desa kita juga siap,” katanya.
Lebih lanjut, dirinya juga menceritakan kembali terkait jemput bola yang telah dilakukan oleh DPMPTSP ke desa-desa itu dikarenakan berkaca dari masa lalu dan kurangnya sosialisasi. Padahal, UMKM di Blora memiliki perkembangan yang luar biasa.
“Begini, di desa-desa ini kan kebanyakan sudah banyak masyarakat yang berusaha, utamanya di UMKM. Karena kurangnya sosialisasi, kemudian kurangnya informasi, dan mereka masih terbayang yang dahulu, ijin-ijin itu sulit dan lain sebagainya, padahal sekarang tidak.”
Oleh karena itu, pihaknya datang ke desa-desa untuk melakukan jemput bola dan sosialisasikan tentang kemudahan perizinan bagi para pelaku usaha yang sudah dikumpulkan oleh kecamatan.
Dalam satu hari, Wahyu berhasil membantu perizinan hingga 150 UMKM. Ketika mereka memerlukan tambahan modal, dari pihak perbankan akan memberi syarat yang berkaitan dengan perizinan ini.
“Otomatis kita juga men-support. Jadi, biaya untuk pengurusan perizinan, semuanya free, alias gratis,” ungkapnya.
Kemudian disinggung terkait kendala selama jemput bola untuk perizinan ini, pihaknya pun tak menampik bahwa kendala di desa adalah susahnya sinyal.
Selain itu, minimnya anggaran juga menjadi salah satu kendala untuk mengoptimalkan hal tersebut. “Paling kendalanya sinyal,” katanya.
Dia menyampaikan sinyal di desa-desa terpencil itu susah sinyal. Saat ada kekurangan yang belum terselesaikan, pihaknya akan selesaikan di kantor. Kemudian, akan mengirimkan perizinan itu kembali ke desa.
“Jadi, Perijinan melalui OSS itu sudah mencapai kurang lebih enam ribuan lebih,” terangnya.
Saat ini baru ada beberapa desa yang berhasil ditangani terkait perizinan usaha. Masih ada desa lain yang belum tertangani karena anggaran yang terbatas.
Wahyu mengaku terbantu dengan Kepala Desa yang sering menghubungi untuk membantu warganya terkait perizinan.
“Untuk itu, kami berharapnya masyarakat tidak usah takut, nanti momoknya gimana -gimana, nggak. jadi semuanya gratis tis,” terangnya kembali.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Nurul Huda