Indeks
Travel  

Beda dengan Indonesia, Vietnam Bangun Jalur Kereta Cepat tanpa Pinjaman Asing

Pemerintah Vietnam maksimalkan anggaran dalam negeri untuk bangun kereta cepat. Foto: pixabay.com/kanenori
Pemerintah Vietnam maksimalkan anggaran dalam negeri untuk bangun kereta cepat. Foto: pixabay.com/kanenori

Tuturpedia.com – Berbeda dengan Indonesia yang menggunakan pinjaman modal luar negeri untuk membiayai pembangunan jalur kereta api cepat (KCIC), Vietnam dikabarkan akan mulai membangun jalur kereta api cepat menggunakan anggaran dalam negeri secara penuh. 

Proyek kereta api berkecepatan tinggi utara-selatan yang diusulkan Pemerintah Vietnam ini rencananya akan membentang sepanjang 1.541 kilometer, menghubungkan 20 kota dan provinsi melalui 26 stasiun. 

Sehingga, diharapkan di tahun 2050 mendatang transportasi ini dapat meningkatkan efisiensi transportasi dan pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Nguyen Danh Huy, selaku Wakil Menteri Transportasi setempat, mengatakan bahwa proyek kereta api berkecepatan tinggi akan didanai terutama oleh anggaran negara, sehingga meminimalkan kebutuhan transfer teknologi asing.

“Dengan komitmen untuk mandiri dan percaya diri, Politbiro telah memutuskan bahwa kami tidak akan bergantung pada modal asing, karena meminjam dari negara mana pun pasti akan melibatkan persyaratan tertentu,” kata Huy, dikutip Tuturpedia dari VietNamNet pada Selasa (8/10/2024).

Ia menekankan bahwa pemerintah akan memprioritaskan mobilisasi modal dalam negeri dan dapat menerbitkan obligasi dalam negeri untuk mendanai proyek tersebut. 

Jika pinjaman luar negeri diperlukan, pinjaman tersebut harus disertai dengan persyaratan yang menguntungkan, pembatasan yang terbatas, dan syarat penting transfer teknologi ke Vietnam.

Huy menjelaskan bahwa kementerian telah meneliti proyek tersebut selama 18 tahun, mengirimkan beberapa delegasi untuk belajar dari pengalaman negara lain.

Proyek ini diperkirakan menelan biaya VND1,713 triliun (US$67,34 miliar), dengan pendanaan yang bersumber terutama dari anggaran pusat, obligasi pemerintah, kontribusi dari daerah, dan pinjaman berbunga rendah.

Selain itu, keputusan ini juga diambil pemerintah Vietnam tidak lain untuk mendorong potensi lokalisasi teknologi. Dikutip dari laman Vn Express, Selasa (8/10/2024), Vietnam dapat menguasai teknologi kereta api berkecepatan tinggi untuk kecepatan 250 km/jam, 300 km/jam, dan 350 km/jam. 

Meski begitu, Pemerintah Vietnam tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan kontraktor asing seperti yang dilakukan di Indonesia. Namun, pembangunan harus memanfaatkan barang dan jasa produksi dalam negeri, yang memungkinkan perusahaan lokal untuk berkontribusi pada pembangunan proyek, yang bernilai $34 miliar.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah

Exit mobile version