banner 728x250

Beda dengan Indonesia, Presiden Maladewa Pecat 7 Menteri dan 43 Wakil Menteri demi Efisiensi

TUTURPEDIA - Beda dengan Indonesia, Presiden Maladewa Pecat 7 Menteri dan 43 Wakil Menteri demi Efisiensi
Presiden Maladewa pecat menteri dan wakil menteri untuk kurangi pengeluaran negara. Foto: unsplash.com/gabriels501
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Melalui Kantor Kepresidenan Maladewa di hari Selasa (15/10/2024), Presiden Maladewa, Mohamed Muizzu diketahui telah memecat lebih dari 225 pejabat politik. Jumlah tersebut termasuk 7 menteri dan juga 43 wakil menteri dalam upaya untuk mengurangi pengeluaran negara di Samudra Hindia yang diketahui memang sedang kekurangan uang itu. 

Mohamed Muizzu memerintahkan pemecatan orang-orang yang ditunjuknya setelah berkuasa di tahun 2023. Maladewa yang merupakan negara kecil dan berlokasi strategis tersebut tengah berjuang untuk mencegah krisis utang.

“Pengurangan signifikan dalam penunjukan politik ini sejalan dengan upaya presiden yang lebih luas untuk merampingkan operasi pemerintah dan memastikan penggunaan dana publik yang lebih efisien,” kata pernyataan dari Kantor Muizzu, dilansir News24, Kamis (17/10/2024).

Maladewa mengatakan pada bulan September 2024 bahwa masalah keuangannya bersifat “sementara” dan tidak berencana untuk mencari talangan Dana Moneter Internasional meskipun ada peringatan tentang kemungkinan gagal bayar negara.

Pemecatan Pejabat di Maladewa Jadi Efisiensi Dana Negara

Sehingga pemberhentian jabatan ratusan pejabat Maladewa menjadi pilihan utama untuk mengefisiensi dana negara.

Di antara mereka yang dipecat adalah 7 menteri negara bagian, 43 wakil menteri, dan 178 direktur politik. Kantor Kepresidenan tidak menjelaskan apa tugas dan fungsi yang mereka lakukan di negara kecil berpenduduk sekitar setengah juta orang itu.

Selain itu, pada pernyataan tersebut juga tidak mengatakan berapa banyak lagi pejabat politik yang tersisa dalam pemerintahan tetapi menambahkan bahwa pengurangan besar-besaran staf akan menghemat negara sekitar $370.000 (Rp5.749.412) per bulan.

Maladewa dikenal sebagai negara yang sering dipilih sebagai tujuan liburan mewah dengan pantai berpasir putih bersih dan resor terpencil. Selain itu, Maladewa juga telah menjadi pusat geopolitik.

Sebelumnya, Tiongkok dan India adalah dua pemberi pinjaman bilateral terbesar ke Maladewa, yang terdiri dari 1.192 pulau karang yang tersebar di sepanjang garis khatulistiwa.

Diketahui, Tiongkok juga telah menjanjikan lebih banyak dana bantuan sejak kemenangan Muizzu tahun lalu. Bantuan dana tersebut juga disambut dengan ucapan terima kasih kepada Beijing atas “bantuan tanpa pamrih” untuk dana pembangunan di negara tersebut.

Di tahun ini, Muizzu juga disambut di New Delhi oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi. Pada pertemuan tersebut, India juga meluncurkan dukungan keuangan untuk memperkuat ekonomi Maladewa yang sedang berjuang.

Data resmi dari kantor kepresidenan menginformasikan bahwa utang luar negeri Maladewa sebesar $3,37 miliar (Rp52,37 miliar) pada kuartal pertama tahun 2024 ini atau setara dengan sekitar 45% dari produk domestik bruto.

China menyumbang sekitar 20% utang luar negeri Maladewa. Sementara itu, India hanya memiliki kurang dari 18%.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah