Indeks

Baru Hari Kedua Gencatan Senjata, Militer Lebanon Tuduh Israel Langgar Kesepakatan

Militer Lebanon mengatakan Israel langgar kesepakatan gencatan senjata beberapa kali. Foto: pixabay.com/fahed27
Militer Lebanon mengatakan Israel langgar kesepakatan gencatan senjata beberapa kali. Foto: pixabay.com/fahed27

Tuturpedia.com – Baru terhitung dua hari sejak Israel dan Lebanon menyepakati gencatan senjata, pihak militer dari kedua negara tersebut saling tuduh dan menganggap masing-masing militer melanggar kesepakatan tersebut.

Gencatan senjata yang terjadi di Israel-Lebanon mulai berlaku pada hari Rabu (27/11/2024), mengakhiri pertempuran selama lebih dari 14 bulan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah.

Militer Lebanon menuduh Israel pada hari Kamis (28/11/2024) berulang kali melanggar perjanjian gencatan senjata antara kedua belah pihak.

Melalui sebuah pernyataan, sebuah pernyataan militer Lebanon mengatakan militer Israel melanggar kesepakatan tersebut beberapa kali pada hari Rabu (27/11/2024) dan Kamis (28/11/2024), termasuk pelanggaran udara dan penembakan dengan berbagai senjata.

Militer mengatakan pihaknya memantau pelanggaran ini secara ketat dengan berkoordinasi dengan otoritas terkait, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pesawat pengintai Israel terpantau terbang di atas Distrik Tyre dan Bent Jbeil pada hari Kamis (28/11/2024) pagi. Serangan Israel pada hari itu terjadi beberapa jam setelah militer Israel mengatakan telah menembaki orang-orang di beberapa daerah di Lebanon Selatan.

Tembakan juga terjadi di Ayta al-Shaab, Bent Jbeil, Khiam, Taybe, Wazzani, dan pinggiran Kfarshouba. Hal inilah yang dinilai militer Lebanon sebagai pelanggaran dari ketentuan gencatan senjata.

Dua orang terluka pada hari Kamis tersebut dalam serangan udara Israel terhadap sebuah kendaraan di Markaba di Lebanon Selatan.

Jika dilihat dari kesepakatan kedua belah pihak, serangan Israel tersebut memang melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel akan menarik pasukannya di selatan perbatasan de facto Garis Biru secara bertahap sementara tentara Lebanon mengerahkan pasukannya di Lebanon Selatan dalam jangka waktu tidak lebih dari 60 hari.

Pelaksanaan perjanjian tersebut akan diawasi oleh AS dan Prancis, tetapi rincian tentang mekanisme penegakannya masih belum jelas hingga saat ini.

Menurut data yang dihimpun laman Al Jazeera, Jumat (29/11/2024) sejak Oktober 2023, serangan Israel di Lebanon telah menewaskan sedikitnya 3.961 orang dan melukai 16.520 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Pihak berwenang Israel mengatakan bahwa serangan Hizbullah di Israel Utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel telah menewaskan 45 warga sipil dan sedikitnya 73 tentara Israel juga tewas selama perang tersebut.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah

Exit mobile version