Tuturpedia.com – Perundingan gencatan senjata untuk Palestina di Kairo masih terus berlanjut. Pada perundingan tersebut, pemerintahan di Mesir mengundang Perwakilan kelompok Ham*s di Palestina untuk hadir pada perundingan tersebut.
“Delegasi kepemimpinan Ham*s, yang dipimpin oleh (pejabat senior) Khalil al-Hayya, akan bertolak ke Kairo besok, Minggu, atas undangan saudara-saudara di Mesir,” pernyataan delegasi Ham*as, Sabtu (6/4/24).
Perundingan tersebut dilakukan untuk negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Palestina.
Sebelumnya, Ham*s menegaskan kembali komitmennya terhadap posisinya yang ditetapkan pada 14 Maret, dan juga tuntutannya untuk mengakhiri agresi Israel di negaranya.
Tuntutan tersebut termasuk gencatan senjata total, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, kembalinya para pengungsi ke rumah mereka, pergerakan bebas warga Gaza, dan bebas masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut, serta kesepakatan pertukaran tahanan yang serius.
Direktur CIA AS Bill Burns, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman, serta delegasi Israel juga berpartisipasi dalam perundingan tersebut.
Pemerintah AS mengatakan bahwa Presiden Joe Biden baru-baru ini telah mengirim dua surat khusus kepada Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani terkait dengan percepatan negosiasi gencatan senjata.
Bantuan kemanusiaan mulai masuk ke Palestina
Sementara itu, selama perundingan gencatan senjata berlangsung, beberapa bantuan kemanusiaan mulai memasuki wilayah Palestina.
Terdapat tiga truk yang di dalamnya berisikan bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis. Bantuan masuk melewati Jalur Gaza utara melalui Jalan Salah al-Din. Truk-truk bantuan kemanusiaan tersebut ditujukan ke Rumah Sakit Kamal Adwan dan Al-Awda di Kota Beit Lahia di Jalur Gaza utara.
Bantuan kemanusiaan ini menjadi bantuan terbaru yang memasuki wilayah Palestina setelah beberapa saat terkendala karena pintu masuk bantuan di Rafah ditutup oleh Israel.
Akibatnya, 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu mengalami rusak atau hancur.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda