Tuturpedia.com – Bencana banjir bandang melanda sejumlah provinsi di Afghanistan akibat hujan badai yang mengguyur. Banjir menyebabkan sedikitnya 40 orang meninggal dunia dan 350 orang luka-luka, kata pejabat Taliban pada Selasa (16/7/2024).
Juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Sharafat Zaman Amar menuturkan, ratusan orang yang terluka tengah menjalani perawatan di rumah sakit daerah di Nangarhar.
Banjir bandang yang melanda Afghanistan juga merusak ratusan rumah warga dan sejumlah infrastruktur jalan, seperti tiang listrik.
“Banjir merusak 400 rumah warga dan 60 tiang listrik hancur di seluruh Nangarhar. Imbasnya, listrik padam di banyak daerah dan komunikasi terbatas di kota Jalalabad,” menurut juru bicara provinsi Nangarhar, Sediqullah Quraishi, dilansir Tuturpedia dari AP News pada Rabu (17/7/2024).
Salah satu warga bernama Abdul Wali (43) mengatakan, sebagian besar kerusakan terjadi dalam waktu satu jam.
“Anginnya sangat kencang sehingga menerbangkan segala sesuatu ke udara. Disusul hujan lebat,” ujarnya. Saat bencana terjadi, putrinya yang berusia 4 tahun mengalami luka ringan.
Direktur Komite Penyelamatan Internasional Afghanistan, Salma ben Aissa mengatakan, pihaknya berupaya memberikan layanan kesehatan darurat.
Di sisi lain, banyaknya bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim di Afghanistan menimbulkan kekhawatiran besar.
“Konflik dan krisis ekonomi yang terjadi selama beberapa dekade telah menyebabkan negara ini menghadapi kemunduran demi kemunduran ketika mencoba untuk bangkit kembali. Kenyataan yang menyedihkan adalah tanpa peningkatan besar-besaran, serta dukungan dari donor dan komunitas internasional, maka lebih banyak orang yang akan kehilangan nyawanya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Banjir di Sebagian wilayah Afganistan terjadi akibat curah hujan tinggi sejak April. Hujan musiman yang ikut melanda pada Mei membuat situasi semakin parah.
Pada bulan Mei, hujan lebat yang menyebabkan banjir melanda Provinsi Baghlan di bagian Afghanistan Utara. Dampaknya, banjir menewaskan lebih dari 300 orang dan menghancurkan ribuan rumah.***
Penulis: Angghi Novita.
Editor: Annisaa Rahmah.













