banner 728x250
News  

Banjir Bandang dan Longsor Terjadi di Sumbar, BMKG Sarankan untuk Lakukan Modifikasi Cuaca

BMKG merekomendasikan modifikasi cuaca di daerah terdampak bencana Sumbar. Foto: x.com/BNPB_Indonesia
BMKG merekomendasikan modifikasi cuaca di daerah terdampak bencana Sumbar. Foto: x.com/BNPB_Indonesia
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Empat kabupaten di Sumatra Barat (Sumbar) dilanda banjir bandang lahar dingin pada hari Sabtu (11/5/2024) malam.

Beberapa daerah tersebut antara lain Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.

Menurut pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terjadinya banjir bandang lahar di empat Kabupaten tersebut disebabkan oleh intensitas hujan yang sangat deras dan berdurasi panjang.

Adanya intensitas hujan yang cukup tinggi ini juga sebelumnya sudah dianalisis terlebih dahulu oleh BMKG pada Rabu, 8 Mei 2024. 

Sehingga, di hari yang sama saat analisis tersebut selesai dilakukan, BMKG langsung membuat peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan seterusnya di Sumatra Barat dalam kurun waktu 9-12 Mei 2024.

Sementara itu, lahar yang bercampur dengan air banjir tersebut berasal dari sisa erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu yang masih mengendap di lereng bagian puncaknya, kemudian terbawa air hingga turut melanda tiga kabupaten/kota tersebut yang berada di sekitarnya.

Penyebab Tanah Longsor di Sumbar

Selain terjadinya banjir bandang lahar, beberapa daerah di Sumatra Barat juga mengalami bencana tanah longsor yang cukup parah. BMKG mengatakan jika penyebab dari bencana ini adalah rentetan getaran gempa satu bulan terakhir di Sumbar, sehingga tingkat kerawanan longsor semakin meningkat. 

BMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatra Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.

Adapun gempa selama satu bulan terakhir sering terjadi di wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang di Sumatra Barat.

BMKG Rekomendasi Modifikasi Cuaca di Sumbar

Untuk meminimalisasi bencana hidrometeorologi terus terjadi, BMKG menyarankan untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi potensi hujan deras dan kebencanaan di wilayah Sumatra Barat.

Upaya TMC ini dilakukan dengan cara menabur zat NaCl ke langit menggunakan pesawat tersebut merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan potensi awan penghujan.

“Dengan demikian TMC diharapkan tidak semakin memperluas jangkauan dan memperparah dampak bencana sekaligus menunjang kelancaran upaya penanggulangan dampak bencana yang sedang dilangsungkan saat ini,” kata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, Jakarta, Minggu (12/5/2024).

BMKG menjelaskan jika upaya modifikasi cuaca tersebut penting karena menurut perkiraan, Sumatra Barat akan terus diguyur hujan hingga Rabu, 22 Mei 2024 mendatang. Sehingga, upaya ini dipercaya mampu meminimalisasi kembali dampak bencana yang sebelumnya sudah terjadi. 

Dikutip Tuturpedia dari akun X BNPB Indonesia, Senin (13/5/24), hingga Minggu (12/5/2024) pukul 21.00 WIB tercatat total korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 37 orang. Sebanyak 35 jenazah berhasil diidentifikasi.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.