Tuturpedia.com – Bullying menjadi salah satu masalah yang sekarang ini marak terjadi di Indonesia.
Jika kita melihat beberapa peristiwa kebelakang, bullying seringkali terjadi pada anak usia remaja dan berdampak pada kesehatan mental mereka.
Bukan hanya di Indonesia, penindasan pada remaja ini merupakan keprihatinan global yang patut diwaspadai.
Anak-anak rentan terhadap perundungan karena semakin majunya teknologi dan juga media sosial.
Bukan hanya secara langsung, seringkali perundungan juga terjadi secara virtual.
Bullying adalah perilaku agresif yang ditujukan kepada seseorang dengan maksud menyebabkan kerugian dan ketidaknyamanan fisik dan mental.
Penindasan dapat mencakup penyerangan fisik, pelecehan verbal, dan penelantaran.
Dikutip dari laman WebMD, Senin (2/10/23) bullying dapat mewujud dalam beberapa bentuk.
Contohnya, secara fisik bullying dapat berupa memukul, meninju, dan menendang. Secara verbal bullying dapat berupa menggoda dan memanggil nama.
Secara sosial bullying dapat berupa bergosip, menjadi pengamat pasif, dan pengucilan.
Secara virtual bullying dapat berupa mengirimkan ancaman, memposting hoaks, dan menyinggung secara online.
Dampak dari penindasan dapat bertahan dalam jangka pendek maupun jangka panjang, bahkan naasnya ada yang berujung hingga kematian.
Efek bullying pada kesehatan mental
Bullying adalah tindakan tercela yang perlu dihindari sejak dini. Dikutip dari laman My Psychiatrist, terdapat cukup banyak bukti dalam penelitian yang menunjukkan korelasi antara penindasan dan kondisi kesehatan mental.
Paparan intimidasi yang berulang-ulang akan mengganggu fungsi fisik, mental, dan sosial anak.
Penindasan menyebabkan disregulasi emosi dan pikiran yang menyebabkan gangguan mood seperti depresi, kecemasan, penyalahgunaan zat, gangguan panik, agorafobia, dan gangguan makan.
Menurut Medical School, ditindas di usia muda dapat berdampak pada seseorang ketika melewati masa kanak-kanaknya.
Dampaknya dapat menyebabkan kerusakan psikologis seumur hidup.
Selama masa muda ini, anak-anak mulai mengidentifikasi peran, mengembangkan kepribadian, dan mencari tahu siapa diri mereka.
Ketika seorang remaja diintimidasi, hal itu dapat menimbulkan masalah kepercayaan pada orang lain, harga diri, dan kemarahan.
Mungkin sulit untuk mengembangkan hubungan dengan orang lain di usia yang lebih tua jika Anda belum pernah menjalin hubungan di usia yang lebih muda.
Ketika seseorang berulang kali dihujat tentang siapa diri kita atau apa yang kita lakukan, kita menciptakan citra diri yang buruk dan berharap orang lain melihat kita dengan cara yang sama.
Cara untuk mencegah penindasan pada anak
Indonesia sempat dinilai sebagai negara dengan kasus bullying tertinggi di Asia Tenggara.
Lingkungan sekolah menjadi salah satu tempat paling banyak terjadi kasus penindasan, sebab tidak bisa dipungkiri anak-anak memiliki dunia sosial mereka sendiri yang tidak terdeteksi oleh orang tua.
Maka dari itu, perlu adanya aksi pencegahan yang dilakukan baik di sekolah maupun di rumah agar anak terhindar dari kasus perundungan.
Berikut ini beberapa cara pencegahan bullying yang perlu diterapkan!
- Iklim sekolah yang positif. Sekolah perlu menginvestasikan waktu dan perhatian mereka dalam membangun hubungan positif antar siswa dan mendorong kesehatan mental serta emosi setiap anak didiknya.
Dengan cara ini, dapat dipastikan tingkat perundungan akan berkurang. Cara satu ini termasuk memberikan guru sarana yang dibutuhkan untuk menangani perundungan di kalangan siswa.
- Program pembelajaran sosial dan emosional. Anak-anak perlu belajar mengelola perasaannya dan mengatur perilakunya. Program pembelajaran sosial dan emosional membantu dengan mengajarkan mereka untuk memahami perasaan mereka dan mengajarkan mereka untuk bertindak positif.
- Maksimalkan komunikasi di rumah. Orang dewasa tidak dapat melakukan intervensi ketika mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi, dan anak-anak tidak akan memberikan informasi secara sukarela jika mereka tidak merasa aman secara emosional.
Penting bagi orang tua untuk mendorong anak agar terbuka terhadap mereka sehingga jika penindasan mulai terjadi, anak tahu bahwa orang tua akan membantu dan mereka merasa aman.
Itulah dia beberapa informasi mengenai bullying dan cara pencegahannya yang perlu kamu tahu.
Perlu diingat bahwa anak usia sekolah masih belajar untuk mengelola kehidupannya.
Mereka membutuhkan bantuan orang dewasa dalam menavigasi dunia sosialnya, baik itu intervensi langsung atau sekadar dukungan saat melewati masa-masa sulit.
Meskipun terdengar sepele, kehadiran orang dewasa secara mental sangat berpengaruh bagi kehidupan sosial anak.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda