Tuturpedia.com – Beredar video yang memperlihatkan ayah dari siswi SMP di Palembang yang dibunuh dan dirudapaksa di kuburan Cina, Palembang.
Dikutip Tuturpedia.com, Jumat (6/9/2024), video yang diunggah oleh akun Instagram @folkshitt memperlihatkan ayah dari AA tampak meraung-raung mencari sosok sang putri yang kini sudah tiada.
Beberapa kali sang ayah meraung sembari mengatakan bahwa dirinya tak ingin ditinggalkan pergi untuk selama-lamanya.
“Jangan tinggalin ayah nak,” tangis ayah dari AA meraung-raung.
Ayah dari siswi SMP itu tampak sangat terpukul dan kehilangan atas tewasnya sang putri secara mengenaskan.
Adapun pihak keluarga dari siswi SMP berusia 13 tahun itu mendesak agar para pelaku bisa dihukum seberat mungkin meskipun pelaku diketahui masih berusia di bawah umur.
“Kami berharap hukuman yang setimpal dengan aksi para pelaku. Walaupun (ternyata) masih di bawah umur, tetap harus diberikan hukuman seberat-beratnya,” kata Marlina selaku bibi dari korban, Rabu (4/9/2024).
Marlina juga mengatakan jika orang tua AA hingga kini masih merasa kehilangan dan stres berat atas kejadian yang menimpa putrinya.
Kedua orang tua korban, terlebih ayahnya masih tak menyangka atas kejadian tersebut.
“Kondisi orang tua korban masih stres, terlebih ayahnya. Masih tak menyangka,” lanjutnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Haryo Sugihartono mengungkapkan otak dari pelaku perbuatan keji tersebut yakni IS (16) yang merupakan kekasih korban.
Berdasarkan pemeriksaan, IS rupanya mengajak korban untuk menonton pertunjukan kuda kepang di Kelurahan Pipa Reja, namun usai menonton, korban justru dibawa ke kuburan Cina.
Saat itu pelaku beralasan hendak ajak korban berjalan-jalan ke lokasi TPU dekat krematorium.
“Modusnya dengan mengajak korban jalan. Korban kemudian diajak ke lokasi (TPU) dekat krematorium,” ujar Kombes Pol Haryo.
Kemudian korban AA dibekap hidung dan mulutnya hingga lemas oleh pelaku IS. Saat itu, tak hanya IS, namun ketiga rekannya, MZ (13), NZ (12), dan AS (12) juga sudah menunggu.
Usai korban meninggal dunia, jasanya kemudian dirudapaksa bergilir oleh keempat pelaku, lalu para pelaku memindahkan jasadnya ke TKP.***
Penulis: Niawati
Editor: Annisaa Rahmah
