Indeks

Astronom Temukan Gugus Bintang Tertua di Alam Semesta, Berapakah Umurnya?

Bintang tertua di alam semesta telah ditemukan. Foto: x.com/deepspace_5
Bintang tertua di alam semesta telah ditemukan. Foto: x.com/deepspace_5

Tuturpedia.com – Para ahli astronomi telah menemukan gugus bintang terjauh dan tertua di busur Cosmic Gems.

Momen ini adalah pertama kalinya bagi para astronom melihat gugus bintang yang muncul sebelum setengah miliar tahun pertama alam semesta dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST). 

Cahaya dari kelompok bintang yang terikat secara gravitasi ini juga datang kepada alam semesta kita sekitar 460 juta tahun setelah Big Bang.

The Cosmic Gems arc pertama kali ditemukan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble dan secara resmi diberi nama SPT0615-JD1. The Cosmic Gems arc ini juga merupakan infant galaxy (bayi galaksi) dengan lensa gravitasi yang berjarak sekitar 13,3 miliar tahun cahaya dari bumi.

Artinya, cahaya dari galaksi yang dilihat oleh JWST ini, telah mencapai bumi selama sekitar 97% masa hidup alam semesta.

Lima Gugus Bintang Muda di Cosmic Gems

Tim astronom internasional yang ada di balik penemuan ini pun menemukan lima gugus bintang muda masif di busur Cosmic Gems. Selain itu, kepadatan lima gugus bintang tersebut jauh lebih besar dibandingkan kepadatan gugus bintang di dekatnya.

Gugus-gugus ini terbentuk selama periode ketika galaksi-galaksi muda mengalami ledakan pembentukan bintang yang intens dan memancarkan sejumlah besar cahaya ultraviolet. Radiasi ini kemungkinan besar akan bertanggung jawab pada salah satu dari dua fase utama dalam evolusi alam semesta, yaitu zaman reionisasi kosmik.

Reionisasi kosmik adalah periode dalam sejarah alam semesta ketika gas hidrogen yang sebelumnya netral menjadi terionisasi oleh radiasi ultraviolet dari bintang dan galaksi awal. Peristiwa ini terjadi beberapa ratus juta tahun setelah Big Bang, sekitar 150 juta hingga 1 miliar tahun kemudian.

Gugus bintang yang baru ditemukan ini terletak di wilayah yang sangat kecil di galaksi mereka, tetapi bertanggung jawab atas sebagian besar sinar ultraviolet yang berasal dari galaksi tersebut. Gugus seperti ini mungkin menjadi pendorong utama reionisasi. 

Dengan mempelajari reionisasi, para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut proses pembentukan struktur berskala besar di alam semesta.

Lebih khusus lagi, kelima gugus bintang awal ini dapat menunjukkan di mana bintang terbentuk dan bagaimana mereka terdistribusi selama masa awal kosmos.

“Kejutan dan keheranan sungguh luar biasa ketika kami membuka gambar JWST untuk pertama kalinya. Kami melihat rantai kecil titik-titik terang yang dipantulkan dari satu sisi ke sisi lain, permata kosmik ini adalah gugus bintang! Tanpa JWST, kita tidak akan tahu bahwa kita sedang melihat gugus bintang di galaksi yang begitu muda!” kata Angela Adamo selaku ketua tim Astronom, dilansir Tuturpedia pada Sabtu (29/6/2024).***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version