Tuturpedia.com – Vaksin Oxford-AstraZeneca Covid sedang ditarik di seluruh dunia, beberapa bulan setelah raksasa farmasi itu mengakui untuk pertama kalinya dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin tersebut dapat menyebabkan efek samping yang langka dan berbahaya.
Vaksin Covid-19 bernama Vaxzevria telah mendapat pengawasan ketat dalam beberapa bulan terakhir karena efek samping yang sangat jarang terjadi, yang menyebabkan pembekuan darah dan jumlah trombosit darah rendah.
Dilansir dari laman The Telegraph, Rabu (8/5/24) menyebutkan jika raksasa farmasi AstraZeneca digugat dalam class action atas klaim bahwa vaksinnya (Vaksin Vaxzevria) menyebabkan kematian dan cedera serius dalam puluhan kasus sejak 2021.
Kasus pertama dilaporkan adalah kasus dari Jamie Scott, seorang ayah dari dua anak yang mengalami cedera otak permanen setelah mengalami pembekuan darah dan pendarahan di otak yang menghalanginya bekerja setelah menerima vaksin pada April 2021. Hingga akhirnya kedua anak tersebut dinyatakan meninggal.
Setelah beberapa kasus masuk ke pengadilan, AstraZeneca mengaku jika vaksin Covid-19 AstraZeneca, dapat menyebabkan TTS yang mekanisme penyebabnya tidak diketahui. TTS merupakan singkatan dari Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome yang telah dikaitkan dengan sedikitnya 81 kematian di Inggris serta ratusan cedera serius.
Kondisi ini menyebabkan orang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit darah yang rendah.
AstraZeneca Tarik Seluruh Vaksin Covid-19
Setelah melambatnya Covid-19 di dunia, mengakibatkan penurunan penjualan obat COVID-19. AstraZeneca yang terdaftar di Bursa Efek London diketahui mulai beralih ke vaksin virus pernapasan dan obat obesitas melalui beberapa kesepakatan tahun lalu.
AstraZeneca mengatakan vaksin Covid-19 ditarik dari pasaran karena alasan komersial. Pihaknya mengatakan bahwa vaksin tersebut tidak lagi diproduksi atau dipasok, karena banyaknya surplus vaksin terbaru yang tersedia sejak pandemi berlalu dan telah digantikan oleh vaksin terbaru yang mampu mengatasi varian baru.
Dikutip dari laman Reuters, permohonan perusahaan untuk menarik vaksin tersebut dibuat pada 5 Maret dan mulai berlaku pada 7 Mei. Untuk tahap awalnya, perusahaan tersebut akan melakukan pencabutan izin edar vaksin Vaxzevria di Eropa.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda
